Kemarau (Puisi)

Kemarau panjang melanda Bumi retak-retak Rerumputan kering Padang safana tandus Ternak-ternak dahaga Hutanku jadi hangus Karena Ranting-ranting bergesekan Terbakar, dan habis Menyisakan asap-asap yang menyesakkan dada Aku terbang menjauh Kepakkan sayap mencari rumah baru Tapi, Tak kudapati yang hijau Semua tandus dan hangus Kini Aku hanya bisa terbang kesana kemari di angkasa Bebas Dan Tak ada tempat bernaung Rumahku belum jua ada. *** Puisi ini bukan sekadar musim kemarau. Lebih dalam dari yang tersurat. Bagi yang memahami makna tersiratnya, berarti sedang dilanda kemarau pula.