Tidak Bisa Mudik

Entah kenapa sekarang aku benar-benar butuh buku diary ku yg tertinggal di kampung. Pengen nulis disitu. Pengen curhat disitu. Pengen ngeluarin semua kesedihan disitu. Diakhir 2019, sebuah harapan kutulis, semoga tahun berikutnya lebih baik. Tak ada yg menyangka akan terjadi hal semengerikan dan semenyedihkan di tahun ini. Kita disambut tahun 2020 -yg katanya tahun yang cantik- dengan pandemi virus Corona. Nggak pengen nangis, tapi nggak bisa ditahan. Air mata maunya ngalir aja kayak pipa bocor. Ramadhan sepekan lagi akan tiba, tapi kita tidak bisa berlenggang ria keluar untuk sholat tarawih bersama. Atau sekadar keluar sore - sore buat nyari takjil. Dan yang paling penting, nggak bisa pulang ke rumah buat lebaran sama keluarga. Bagi anak rantauan kayak saya, ramadhan adalah alarm terindah. Karena dengan datangnya, pertanda libur akan tiba. Rindu setahun yang ditampung bisa segera ditumpahkan. Meski setiap tahunnya cuman bisa dapat 2 pekan libur, Alhamdulillah waktu sependek...