Bertahan di tengah Badai
Entah aku ingin memulai darimana. Cerita panjang ini sungguh rumit. Bibirku kelu. Aku bertahan dengan segala badai yang ada. Tak mudah. Setiap saat, ingin rasanya menyerah dan pergi jauh saja. Tapi, aku ingat putra-putraku. Permata hatiku yang masih begitu polos. Tak tahu apa-apa perihal hati dan pikiranku. Aku masih berusaha berdiri tegak sekarang. Namun esok, aku tak tahu. Masihkah aku mampu berdiri kokoh. Membersamai seumur hidup yang tak lagi sevisi misi, tak sefrekuensi adalah mempertaruhkan kesehatan jiwa raga. Rabbiy, kuatkan. Sabarkan. Hingga tiba waktunya.