Kisah
Di Mohon Kesediaannya Untuk Membaca Dengan Teliti Dari Awal Hingga
Selesai
(sebuah Kisah…)
Ada 2 kenikmatan
yg manusia lalai darinya.Nikmat sehat dan waktu luang.Kesehatan adalah asset
termahal bagi manusia.Yg tak bisa di tukar dg nilai rupiah.Afwan, ini bukan
artikel kesehatan.Namun, penulis ingin menceritakan seseorang dengan lika-liku
hidupnya, dan semoga dapat menjadi pelajaran bagi diri-diri kita.Semoga tokoh
kisah ini juga bisa membacanya.Penyakit itu telah menjakitinya sejak kelas 3
SMP.Penyakit yang tak kutahu namanya.Tubuhnya membengkak.Leher, tangan, hingga
kakinya.Terdapat benjolan-benjolan dietiap permukaan kulit seperti lebam.Dari
waktu ke waktu semakin parah.Ia tak mampu lagi untuk bangun sendiri dari tempat
tidurnya. Ibu dan kakak laki-lakinyalah yg paling berjasa bagi dirinya saat
itu. Untuk –afwan-buang air saja ia tak mampu. Ia harus di bopong. Dan kakak
laki-lakinyalah yang bertugas untuk setiap saat menggendongnya. Sedang Ibunya,
dengan telaten merawatnya. Ah, tak bisa terbayangkan perasaan seorang Ibu
melihat anaknya berbaring lemah dengan penyakit yang tak terdeteksi. Ia tak
pernah ditangani serius oleh dokter spesialis. Jangankan dokter specialis,
membawanya ke puskesmas saja tidak pernah.Maklum, semua keluarganya adalah
awwam.Ia hanya di bawa berobat atau di obati di rumah oleh dukun2 desa.Berbulan-bulan
lamanya penyakit itu tak kunjung lenyap dari tubuhnya.Hingga klimaksnya,
salahsatu kakinya tak bisa diluruskan lagi.Terjadi pembengkakan urat dibagian
ruas antara paha dan kakinya.Dan akhirnya di tangani kembali oleh seorang
dukun.Dan Alhamdulillah atas pertolongan Allah ia sembuh. Namun, ada kelainan
pada kakinya.Dia agak pincang jika berjalan.Bulan demi bulan berlalu, hingga
terangkai menjadi tahun.Beberapa tahun terlewati Semuanya kembali normal.Namun,
karena factor hidup tidak sehat (begadang, minum alcohol, merokok) dan karena
tuntutan keluarga yang mengharuskannya menguras tenaga untuk bekerja, akhirnya
kembali lagi penyakit itu menyerang tubuhnya. Bolak balik dari kota tempat tinggalnya
ke kota kelahirannya untuk berobat, namun masih saja penyakit itu tak kunjung
hilang. Pengobatannyapun masih sama seperti dulu. Berobat dukun. Hingga ia
dipasangi jimat-jimat oleh sang dukun, wallahu alam untuk apa. Setahu saya
jimat tersebut masih melekat di badannya hingga saat ini.Di awal tahun 2012,
Ibunya meninggal dunia secara mendadak. Dan tiada lagi yang mampu merawatnya
seperti sang Ibu merawatnya penuh telaten.Beberapa bulan setelah kepergian
Ibunya, kembali lagi penyakitnya kambuh.Tak ada yang memperhatikannya lagi
seperti Ibunya dahulu.Hanya tinggal seorang adik perempuannya yang merawatnya
ala kadarnya saja.Di pertengahan tahun 2014, terdengar kabar kalau ia sakit
keras. Bahkan di rujuk ke RS di kota tempat tinggalnya. Namun, kali ini dengan
penyakit berbeda.Konon, perutnya membengkak, begitupun dengan wajahnya.Dan
dokter mendeteksi ginjalnya bermasalah.Namun hanya sampai disitu dokter
menanganinya. Karena keluarganya kembali membawanya ke kota kelahirannya untuk
menjalani perawatan, lagi-lagi “berobat dukun”.Wahai pembaca sekalian, beliau
bukanlah –afwan- orang yang dekat dengan agama.Ia jarang bahkan mungkin tak
pernah menuanaikan kewajiban sholat lima waktu, penulis melihatnya bermunajat
kepada Rabb-Nya hanya sekali sepekan itupun kalau sempat, pada saat sholat
jum’at, dan sholat tarawih pada bulan ramadhan serta sholat id. Pernah juga ia
melaksanakan sholat fardhu namun wallahu ‘alam hanya 1 waktu, pada saat Ibunya
meninggal.Ia juga jarang menyentuh mushaf Al-Qur’an. Mungkin terakhir waktu ia
masih remaja, ketika mengajari adik kecilnya belajar iqra’.Apakah kalian bisa
mendefinisikan bahwa yang dia alami saat ini adalah ujian dari
Rabb-Nya?Sementara yang Dia uji adalah orang yang beriman. Patutkah kita
mengatakan bahwa yang ia alami sekarang adalah alarm dari Tuhan agar ia kembali
dan mendekat kepada sang Pemilik Jiwa ini? Berkali-kali orang mengira ia akan
meninggal, namun Allah masih menyelematkannya. Apakah pantas kita mengatakan
bahwa penyakit tersebut adalah teguran halus? yah…teguran yang sangat halus
dari Allah untuknya. Bukankah azab Allah sangat pedih?Tak sebanding dengan
penyakit tersebut.Entah bagaimana perasaannya saat ini, ketika membaca tulisan
ini. Akankah ia marah? Jengkel?Tapi semoga tidak.Penulis berharap tidak seperti
itu.semoga lewat tulisan ini sebagai wasilah setitik hidayah yang Allah
turunkan kepadanya.Betapa penulis ingin menyampaikan dakwah tentang tauhid
kepadanya dan kepada keluarganya, namun lisan ini kelu.Maka lewat tulisan ini
semoga tersampaikan apa yang ingin diucapkan, mewakili dakwah lisan yang tak
pernah sempat untuk terucap. Kepercayaan keluarganya yang begitu kental
terhadap dukun dan sejenisnya, membuat penulis kesulitan menyampaikan.Namun itu
tak menjadi penghalang.Dan semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka dan
membawanya dari alam kegelapan menuju cahaya hidayah.Allahumma aamiin.
Hukum mendatangi dukun :Jika ia mempercayai
apa yg dikatakannya (dukun), maka ia telah kufur kepada Al Qur’an. Sabda
Rasulullah “siapa yg mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya,
maka ia sungguh telah kufur kepada apa yg dibawa oleh Muhammad.” (HR.
Ahmad).Maksudnya orang yg bertanya kepada dukun disertai keyakinan akan
kebenaran si dukun bahwa dia mengetahui perkara ghaib maka ia telah kafir,
karena ia telah menyalahi dan mendustakan firman Allah Ta’ala : katakanlah
“tidak ada seorangpun dilangit dan dibumi yg mengetahui perkara ghaib, kecuali
Allah.” (QS. An-naml: 65).Sumber: Voa
Islam.Lalu jika ada pertanyaan, kok apa yang dikatakan itu betul dan tepat
sekali. Ada dua alasannya.Yang pertama itu hanya kebetulan semata.Yang kedua
karena jin2 yang diutus oleh dukun tersebut mencuri berita kelangit.Dukun-dukun
tersebut bekerja atas bantuan makhluk ghaib yang dinamakan jin. Mereka
bersekutu dengan jin untuk mengambil keuntungan dari manusia. Wallahu
‘alam.Lalu kenapa kita harus mendatangi dokter atau tenaga medis?Bukankah Allah
yang Maha menyembuhkan?kenapa kita tidak berdiam diri saja menunggu pertolongan
Allah datang? Loh?!Bukankah manusia harus berusaha dahulu. Allah tidak akan
merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu sendiri tak mau merubah dirinya. Begitu
sabda Rasulullah. Dan mendatangi dokter tidak sama hukumnya dengan mendatangi
dukun. Karena dokter mengobati berdasarkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki,
bukan dengan bantuan makhluk ghaib.Saya teringat perkataan seorang ustadzah
beberapa waktu lalu, dan penulis menanyakan tentang pengobatan dukun.Beliau
adalah mantan indigo, dan Alhamdulillah sekarang telah sembuh. Ia juga memliki
keluarga yag]ng berprofesi di bidang perdukunan. Ternyata system pengobatan
dukun seperti ini, ketika seseorang datang bertanya kepadanya, maka ia akan
mengatakan bahwa ini adalah perbuatan si fulan atau si fulanah yang mengirim
sihir. Kemudian ia menyembuhkannya dengan bantuan jin. Lalu ketika orang
tersebut telah mempercayainya, maka ia mengirimkan penyakit kepda pasiennya
dengan bantuan jin, sehingga pasiennya tersebut terus mendatanginya untuk
mengambil keuntungan. adapunjika orang tersebut terus-terusan mendatangi dukun
yang berbeda, maka jin yang menguasainyapun semakin banyak.wallahu ‘alam.Lalu
bagaimana hokum memakai jimat-jimat? Rasulullah bersabda: “barangsiapa yang
menegnakan jimat maka dia telah menyekutukan Allah. (HR.Ahmad).
“barangsiapa yg
memakai jimat, maka Allah ta’ala tidak akan menyempurnakan hajatnya, dan
barangsiapa yang mengenakan jimat batu pantai maka Allah tidak akan memberi
ketenangan kepadanya.” (HR. Ahmad).
“sesungguhnya
mantra-mantra, jimat-jimat,dan pellet itu syirik.” (HR. Ahmad). “barangsiapa
yang bergantung kepada sesuatu (makhluk seperti jimat dan yg lainnya) maka ia
akan dibiarkan bersandar pada makhluk tersebut (tidak ditolong oleh Allah).”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).Perbuatan syirik (menyekutukan/menduakan Allah)
adalah salahsatu dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah.Kecuali pelakunya
bertaubat.“sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
dosa selain dari (syirik) itu bagi siapa yg dikehendaki-Nya. Barangsiapa yg
mempersekutukan Allah, mak sungguh ia
telah berbuat dosa besar. (QS. An-Nisa: 48). “sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka. Tdaklah ada bagi orang2 yang lalim itu
seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah : 72).
Nah,bagaimana solusi bagi orang telah
terlanjur mendatanginya? yang terbaik untuknya adalah bertaubat kepada Allah
atas perbuatannya. Dan mendatangi seorang yang berilmu untuk dimintai meruqiyah
dirinya.(Ruqiyah adalah pengobatan Rasulullah dengan membacakan ayat-ayat Al
–Qur’an).
Catatan :Penulis
mebagikan kisah ini beserta solusinya, demi kebaikan untuknya. Tidak ada maksud
untuk membuka aibnya.Dan bagi pembaca mohon do’akan beliau agar diberi
kesembuhan dan mendapat hidayah untuk segera bertaubat.Segala ucapan lewat
baris kata ini, jika terdapat salah itu datangnya dari penulis pribadi dan
syaithan laknatullah ‘alaihi. Adapun kebenarannya datang dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala.
#syukron wa
jazakumullahu khairan dan semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment