Kisah Singkat Perjalanan Hijrah
Bismillah...
Perjalanan hidayah ini bermula dari sebuah tekad. Tekad
untuk mengenal ad-dien ini lebih dalam. Berangkat dari kampung halaman menuju
Kota makassar untuk menuntut ilmu. Namun, saat itu azzamku bukan sekedar
menuntut ilmu dunia saja, melainkan untuk menuntut ilmu akhirat pula. Memasuki
dunia kampus, aku lulus di salahsatu universitas swasta terbesar di Kota ini. Dari
sinilah aku mengenal saudari-saudari yang shalihah, tempat menimba ilmu islam,
dan organisasi yang mengenalkanku tentang dakwah.
Dari
awal menjadi mahasiswi baru, aku sudah di ajak untuk ikut daurah. Dari situlah
kami di follow up untuk ikut belajar islam secara intensif atau biasa dikenal
dengan kata Tarbiyah. Dari tarbiyah inilah aku berproses. Untuk berhijrah dari
suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik, insya Allah. 3 bulan proses tarbiyah,
aku mulai membulatkan tekadku untuk berhijrah memakai jilbab syar’i. Itu
terjadi di tahun 2013 bulan februari. Dan tahun ini, aku mulai memutuskan
memakai niqob dengan pertimbangan bahwa banyaknya fitnah-fitnah yang terus
berdatangan, terutama kami yang menimba ilmu di perguruan tinggi umum. Dimana
kami bercampur baur dengan laki-laki.
Fase-fase
yang telah terlewati memang berat. Namun tak bisa dipungkiri dibalik itu semua
ada kebahagiaan dan kenikmatan. Karena keyakinan kami bahwa apa yang kami bawa
adalah suatu yang haq. Fase dalam
tarbiyah, 2 tahun di ta’rif, lalu kemudian naik ke tingkat takwiniyah.
Begitupun dengan amanah dakwah. Dari awal di bacakan SK, saat itu di tahun
2013, amanah pertama menjadi seorang anggota di departemen ekonomi LDK
Ashhaabul Kahfi. Lalu, pergantian kepengurusan ditahun 2014, kembali Allah
memberi kesempatan kepada diri ini untuk turut andil dalam pergerakan dakwah
kampus, sebagai Bendahara LDK Ashhaabul Kahfi. Menjadi seorang pengurus tentu
saja adalah hal yang tidak mudah. Banyak yang harus dikorbankan. Terutama
akademik. Belum lagi masalah perasaan antara pengurus satu dengan yang lain.
Harus banyak bersabar, terus menerus belajar tentang sebuah keikhlasan. Lain
ujian di kampus, lain juga ujian di kalangan keluarga. Meski keluarga sudah
mengetahui perubahanku dengan jilbab besar, tapi belum dengan niqobku. Harapan
terbesarku sebenarnya dakwah di keluarga. Karena bercermin dari sirah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, keluarga adalah target pertama yang
harusnya kita dakwahi. Bagaimana bisa, di kampus kita bagaikan singa kelaparan.
Sedangkan di tengah keluarga kita bagaikan singa yang ompong. Hanya kepada
Allah kita memohon pertolongan dan kekuatan.
Adapun
target untuk satu tahun kedepan, tentu saja berupaya agar dakwah ini dapat
diterima dikalangan keluarga kami. Semoga mereka dapat menerima hijrah ini,
bisa menerima kebenaran-kebenaran yang datang dari Rasulullah, yang tertuang
dalam Al Qur’an dan As Sunnah, meninggalkan segala perbuatan-perbuatan syirik
dan bid’ah. Kemudian, target kami selanjutnya
menjadi murabbiyah. Karena kami ingin menjadi agen penebar ilmu pula di
kampus seperti saudari-saudari kami yang lain. Sebenarnya masih banyak
terget-target yang tidak bisa kami ungkapkan disini. Dan harapan kami untuk
diri kami pribadi, menjadi seorang muslimah yang tidak sekedar menuntut ilmu,
tapi juga mengamalkan. Seorang mujahidah kampus yang terus bersemangat menebar
kebaikan, pantang mundur akan tantangan dan ancaman, karena Allah bersama kita,
dan Allah akan menolong orang-orang yang menolong Agama-Nya. Semoga Allah
mengistiqomahkan kita di Jalan dakwah ini. Sekian. Syukran wa jazakumullahu
khairan.
Comments
Post a Comment