Posts

Showing posts from March, 2019

Kemarau (Puisi)

Image
Kemarau panjang melanda Bumi retak-retak Rerumputan kering Padang safana tandus Ternak-ternak dahaga Hutanku jadi hangus Karena Ranting-ranting bergesekan Terbakar, dan habis Menyisakan asap-asap yang menyesakkan dada Aku terbang menjauh Kepakkan sayap mencari rumah baru Tapi, Tak kudapati yang hijau Semua tandus dan hangus Kini Aku hanya bisa terbang kesana kemari di angkasa Bebas Dan Tak ada tempat bernaung Rumahku belum jua ada. *** Puisi ini bukan sekadar musim kemarau. Lebih dalam dari yang tersurat. Bagi yang memahami makna tersiratnya, berarti sedang dilanda kemarau pula.

Kisah Teman Hana The Series #2

Image
"SURAT UNTUK HANA" Untuk Hana Di tempat yang jauh Assalamu 'alaikum, Han... Bagaimana kabarmu? Semoga kau senantiasa sehat disana. Han, aku baru saja mendapatkan undangan dari seseorang. Dia akan menikah bulan depan. Yang entah kenapa membuatku sedikit menyesal menolaknya dahulu. Cerita tentangnya memang belum pernah kukabarkan padamu seperti yang lain-lain. Saat itu prosesnya sangat cepat. Dan aku menolaknya dengan alasan yang tak masuk akal "aku menunggu seseorang yang tidak jelas". Hana sayang, bolehkah aku bersedih karena ditinggal nikah? Ya, aku tahu, aku adalah perempuan bodoh yang diperbudak oleh cinta. Aku menolak lelaki yang baik datang padaku karena alasan tak ada perasaan. Padahal, cinta itu bisa dibangun setelah pernikahan, kan, Han?! Alhamdulillah, dia mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Sebagaimana dulu do'a yang terselip pada pesanku ketika menolaknya "semoga kau mendapatkan perempuan yang lebih baik". Han,

Patahan Senja (sajak)

Image
Lembayung itu patah Jingganya terpotong menjadi dua Satu menggantung di cakrawala Sisanya ada di matamu... Kudapati jingga yang kelabu Mungkinkah banyak duka terpendam dibalik retinamu?! Tak sudikah kembali Agar lembayung di ufuk sana jadi utuh lagi Senja ini merana Karena bagiannya hilang kau rebut paksa Biar senja saja yg cepat menghilang Kau harus abadi disana Agar tak ada yg meratap jika kau hilang Kenapa mesti kau rebut senja Hanya karena lari dari kenyataan Biar apa? Agar mau terlihat jingga dan menawan? Dikagumi banyak orang, tapi pergi membawa harapan? Katanya akan kembali esok hari, diwaktu yang sama? Benarkah? Tapi kau bukan senja, bukan? Kau hanya pengambil patahan senja lalu kau letakkan di matamu... Jadi, kau takkan kembali esok hari, meski senja datang lagi sebagaimana yang sudah-sudah.

Dunia (Sajak)

Image
Dunia menari-nari di pelupuk mataku Merayuku dengan segala keindahan dan kemegahannya... Usiaku makin bertambah, tak ada lelaki yang mendekatiku... Aku takut jadi perawan tua, Kutatap cermin, Disana pantulan gadis yang begitu polos tanpa riasan, jilbab gelap  menutupi tubuh, Tak ada yang menarik... Siapa yang mau denganku? Dunia kembali datang merayuku, Wujudnya berupa pundi-pundi emas dan perak berlimpah, Aku bisa membeli segala kesenangan dengannya, Tapi dia datang dengan syarat, Kuharus pangkas mahkotaku yg menjulur biar tak jadi hambatan jabatan... Dunia semakin kucintai, Dia berikan segalanya untukku... Aku semakin dekat dengannya, sulit untuk meninggalkannya meski sesaat. Aku sudah tak punya waktu duduk menimbah 'ilmu, mendengar satu dua patah kalimat hikmah dari sang 'aalim... Waktuku menjadi sempit karena segalanya keberikan untuk dunia yg kucintai... Kupandangi pantulan wajah dari cermin, Disana ada gadis jelita, Dengan kemolekan dan kehalusa