Posts

Showing posts from March, 2018

About Her (part 2)

Image
ini tulisan dua tahun lalu. gak tau kenapa baru ngeh kalau pernah nulis ini. tadi sempat bongkar2 tulisan lama, akhirnya nemu. ya udah. aku post ajah. . . . Bismillah.. Kami dipertemukan 2012 silam. Di salah satu taman-taman syurga, dalam naungan sayap-sayap malaikat. Awalnya aku mengira kami sepantaran. Ternyata ia lebih tua setahun dariku. Panggilan akrab “Ukhty” yang biasanya, berubah menjadi “kak”. Ia begitu dekat denganku. Entahlah.. mungkin ruh kami punya kecocokan sandi. *senyum. Orangnya santun, lembut, tenang, tapi lemah fisik. Ia mudah jatuh sakit. Tidak tahan dengan perjalanan jauh. Kalau naik kendaraan umum, belum sampai ke tempat tujuan, pasti ia sudah pusing-pusing, wajahnya pucat. Dia enak diajak ngobrol. Salahsatu orang yang bisa kutemani berdiskusi serius, sharing tentang hal-hal yang serius (apa tuh?), bercerita apa saja, bahkan suasana hatiku. Begitu pun sebaliknya. Kami saling mempercayai. Sedih rasanya ketika ia harus pergi. Yah. Ia meninggalkan

Baper yang Berserakan (Post IG)

Image
ini cuma buat nyimpen file yang pernah kehapus di IG. kenapa di hapus? karena, awalnya aku mau setting publik akun IGku. jadi segala macam perihal yang berkenaan tentang Galau bin Baper binti Alay nan Lebay aku delete, demi keberlangsungan instagram yang aman sentosa. haha. appaan, coba? tapi, ternyata.. beberapa  saat kemudian, aku berubah fikiran. dan akun tersebut aku privasi lagi. ckck. dan aku nyesel, guys, udah ngehapus tulisan-tulisanku yang begitu kusayangi. hiks. sebagai penebus rasa bersalah, aku post disini. biar nggak hilang nantinya.           

Janji Kebahagiaan yang Pergi

Image
            Apa yang kau rasakan jika kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupmu? Coba tutup matamu sekarang. Dan bayangkan sosok yang paling kau cintai di dunia ini setelah dirimu? Lalu, bayangkan lagi, sosok itu kau dapati terbujur kaku dihadapanmu. Wajahnya memucat, nafasnya tak lagi berhembus, senyumnya tak lagi terukir, tak mampu lagi memarahimu karena kesalahanmu. Ia pergi. Berpindah ke dunia lain, yang tak bisa kau jangkau lagi.             Padahal, baru kemarin kalian bercerita panjang lebar, sesekali tertawa bersama, atau kau mulai merajuk manja karena kejailannya. Masih sangat baru, bahkan bau nafasnya -saat dia begitu antusiasnya menceritakan rencana pernikahan kalian, tentang rencana kedatangannya segera ke rumahmu untuk meminang gadis pujaannya- masih bisa kau cium aromanya saat ini.             Betapa indah janji-janji kebahagiaan. Bahkan setelah mengenalnya, rasanya waktu begitu singkat jika bersamanya. Kau merasa menjadi gadis paling beruntung karena