Posts

Showing posts from December, 2019

Narasi di akhir Tahun

Image
12 bulan, 360 hari, setahun kita lewati hari-hari yang sulit. Tahun terberat kedua setelah tahun 2012. Berbagai hal yang merupakan didikan hidup dari sang Pencipta sudah kita jalani meski kerap jatuh. Memutuskan untuk kembali ke rantauan, memilih untuk hidup bersama anak-anak dan belajar dari mereka banyak sekali pengalaman, memaksa diri untuk bertahan dibawah tekanan hidup yang makin keras, menuntun hati untuk mau duduk sejenak mengambil hikmah 3 kali dalam sepekan, tak mengambil jatah libur di akhir pekan demi memenuhi kebutuhan sandang pangan dan perawatan. Memilih untuk berhenti mengambil peran di sosial media yang hanya memicu perdebatan. Diriku, terima kasih sudah berusaha kuat. Aku selalu percaya bahwa kamu bisa lewati segenap rintangan hidup. Bukan karena kelebihanmu, namun karena kamu sadar atas banyaknya kurangmu dan bersandar kepada yang Maha Kuat. Terima kasih sudah berusaha sabar menghadapi tingkah murid-muridmu yang lucu sekaligus kadang mengesalkan. Terima kas

Fiksi dan Kontroversi Tentangnya

Image
Yang sudah ngaji, pasti pernah baca kalau ada fatwa yang mengharamkan tentang menulis cerita fiktif atau tidak nyata. Hal inilah yang membuat saya begitu galau dari beberapa tahun lalu setelah membaca hal tersebut. Meskipun itu bukan 'ijma. Ada yang mengharamkan, ada yang memakruhkan, adapula yang membolehkan dengan syarat tertentu (Syaikh Al Utsaimin). I know, tentunya ada manfaat dan mudharat dari pelarangan itu oleh ulama. Selengkapnya bisa dibaca disini : https://ustadzaris.com/haramkah-cerita-fiksi https://bimbinganislam.com/hukum-berprofesi-sebagai-penulis-fiksi-islam / Lepas dari hal tersebut, saya ingin membahas soal beberapa karya fiksi yang memang sangat bagus (menurut saya). Diantaranya buku-buku Tere Liye. Saya hampir sudah menamatkan semua novel karya bang Tere. Meski ada beberapa judul yang tentu saya tidak sejalan dengannya. Namun, secara keseluruhan, nilai-nilai disampaikan didalamnya dibungkus sangat apik. Tentang bagaimana kita memandang hidup den

Hujan dan Rindu (Sajak)

Image
Hujan, Lama aku tak menulis tentangmu. Entah, rasanya hanya hampa. Aku ingin merasakan apa yang pernah kurasa dahulu, Jatuh cinta, berbunga, bersemu, berdebar. Hujan, Rinaimu akhir-akhir ini membuatku kuyup. Tapi kenapa aku tak menikmati lagi irama jatuhmu ke bumi? Dimana dahulu membuatku tiba-tiba bisa membuat banyak puisi, atau sekadar terlelap nyaman di bawah selimut, atau menangis mengenang masa-masa yang telah lalu, engkau selalu hadirkan berbagai emosi disetiap detak-detikmu. Hujan, Aku rindu hadirmu yang dulu. Membuatku begitu bahagia ketika rintikmu menyatu dengan tanah, menyeruakkan aroma patrikor. Kini aku terlalu sibuk dengan duniaku. Dunia yang membuatku begitu kosong. Hujan, Aku rindu dengan rinaimu yang membahagiakanku. . . . 📷 https://pin.it/za2wjmvakxszut

Janji Kebahagiaan Yang Pergi #part2

Image
Kukira akulah yang mengalami hal terberat di penghujung tahun ini. Nyatanya tidak. Ada yang jauh lebih berat.  Aku ingin bertanya pada kalian, jika diberi pilihan antara ditinggal hidup atau mati, mana yang kalian pilih?  Keduanya beresiko. Ketika kita ditinggal hidup, kita akan melihat atau mendengarnya melanjutkan hidupnya dengan yang lain. Jika kita ditinggal mati, kita tidak akan bisa melihatnya lagi selama-lamanya.  *** Dia adalah sosok lelaki penyabar. Lembut dan tulus mencintai. Mimpi itu sudah lama dia rajut sejak ditinggalkan oleh orang yang dicintainya di masa lalu. Mencari pendamping dan pengobat luka.  Akhirnya dia temukan sosok wanita paling sesuai. Wanita yang sangat baik. Keibuan, tenang, tak banyak bicara, dan sosok yang tegar. Mereka bersepakat menunaikan janji kebahagiaan di masa depan.  Beberapa kali telah ditentukan hari, namun selalu saja ada halangan.  Akhir tahun ini menjadi impiannya, duduk bersanding dengan wanita yang dicintainya itu.  N

Destinasi di Kota Bunga-Malino

Image
Finally, hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Setelah satu semester berceloteh, marah-marah hingga naik darah, terngakak dan terngikik karena tingkah lucu anak-anak.  Sudah lama kami merencanakan ingin liburan. Mulai dari wacana ingin ke Samalona, ke Bantimurung, ke rammang-rammang, dan ke Malino. Tapi, wacana dari beberapa bulan yang lalu itu belum juga kesampaian. Apa lagi wacana ke Malino. Dari sebelum rekan kerja saya menikah hingga sekarang dia sudah menikah dan hamil, hal itu masih saja sekadar wacana yang tak terealisasikan.  Tanggal 21 Desember 2019, barang-barang sudah di prepare. Rencananya kami akan berangkat selepas sholat subuh. Saya memasak perbekalan (dan ini membantu sekali untuk mengganjal perut ketimbang makan di warung), mandi, sholat subuh, dan siap-siap.  Saya menunggu sekitar sejam-an. Akhirnya salah satu anggota rombongan tiba di rumah. Kami memang janjian untuk berkumpul disini. Setengah jam kemudian, anggota lain muncul.  Tetapi, dasar planning yan

Introvert dengan Dunianya (suara hati seorang Introvert)

Image
Mungkin banyak yang bertanya, apa yang dilakukan si penyendiri itu di dalam rumahnya? Betah sekali berlama-lama di dalam tanpa melihat dunia luar atau berjalan-jalan menikmati suatu tempat, nongkrong bersama teman, bercengkrama. Si pengamat yang punya dunianya sendiri. Asyik dengan dirinya tanpa memperdulikan hiruk-pikuk dunia di sekitarnya. Sibuk merangkai segala cerita di otaknya. Bermonolog sendiri. Si pendiam yang tak suka basa-basi dengan orang-orang yang tak punya topik penting untuk dibahas. Yang akan tiba-tiba mencengangkan ketika berbicara banyak hal pada topik yang menarik dan berguna menurutnya. Bukan obrolan sia-sia, sekadar mengisi waktu, membuang energi suara, atau basa-basi berlebihan, yang malah membuatnya jadi tak nyaman. Ia Ingin segera mengakhiri percakapan seperti itu. Dia si pemikir yang sangat detail merencanakan sesuatu. Menyusun segala hal sebaik-baiknya.  Dia tak akan bosan meski harus "dikurung" dalam rumah 24 jam bahkan sepekan sekal

Mati (Puisi)

Image
Dingin. Tubuhku beku. Habis daya. Terdengar hiruk-pikuk sekitar. Suara panik orang menggenggam tanganku agar aku tetap sadar. Aku tak lagi merasakan sakit seperti tadi. Hanya dingin. Aku masih sadar. Tapi redup. Lalu, mataku tertutup. tak bisa melihat dunia sekitar. Nafasku satu-satu. Apakah aku akan mati hari ini? Apakah ini adalah hari terakhirku di dunia? Apakah malaikat akan menjemputku di ruangan putih ini? Apakah Tuhan akan mengampuni segenap salahku? Langkah-langkah kaki mendekat. Suara-suara orang berbicara. Tanganku ditusuk jarum. Tapi aku tak merasakan sakit. Mati rasa. Apakah aku akan mati sebentar lagi?

About Her #part5 Sahabat Sefrekuensi

Image
Kami baru mengenal setahun dua tahun belakangan ini. Kesan pertama, kukira beliau seumuran denganku. Ternyata dia lebih senior. #tabesenior *hehe Orangnya kalem sekali, Masya Allah. Sama kayak diriku. Jiahaha. Hari itu, dia datang ke tempat kerja, kami berkenalan. Saling tukar nama dan asal daerah. ternyata kami lahir di daerah yang sama. Setelah basa-basi ringan, kami berdua bekerja dalam senyap. Aku belum menilainya sebagai orang yang berkarakter sama denganku. Mungkin masih canggung dengan orang baru, begitu pikirku.  Hari-hari selanjutnya kami lewati sama-sama di tempat kerja. Berbagi tugas menjaga dan menceboki siswa baru. Haha.  Beliau ini lembut, anggun, tenang. Sifat kewanitaannya terlihat sekali. Jauh  dengan sifatku yg sukanya marah-marah dan meledak-ledak. Wkwk. Kami belum dekat waktu itu, dalam artian bebas berbagi cerita apa saja. Karena beliau ternyata (baru kutahu belakangan ini) belum sepenuhnya sepemahaman denganku soal prinsip beragama.  Singkat cerita,

Mental Judgement (Sebuah Opini)

Image
Entah sejak kapan kata ini begitu dekat dengan warga negara berflower ini. Sadar atau tidak sadar, kerap kita menjadi orang-orang yang mengadili seseorang secara sepihak tanpa mencari tahu alasan atau sebab mengapa dan kenapa hal itu bisa terjadi.  Saya pun pernah melakukan ini. Dan saya sangat menyesal karena telah memelihara pikiran negatif tersebut dalam otak saya.  Ceritanya, saya memiliki 10 murid dengan berbagai karakter dan kepribadian yang berbeda. Ada yang cepat tanggap, ada yang lemot, ada yang harus di dorong sedemikian rupa agar mau belajar, ada yang berinisiatif sendiri, dll. Nah, salah seorang murid perempuan  saya, subhanallah, setiap saya ajari membaca selalu lupa. Saya ajari hari ini, besok lupa. Begitu seterusnya hingga saya lelah sendiri dan membiarkan hal tersebut berlangsung selama satu semester. Saya tahu penyebab utamanya, dia tidak mengulang apa yang diajarkan di sekolah di rumahnya. Sudah pernah saya memberi catatan khusus untuk orangtuanya agar anak

Masih patah (sebuah Narasi)

Image
Jika ada wanita yang begitu mengelu-elukanmu itu aku. Sesakit apa pun luka yang telah kamu tinggalkan di hatiku. Kamu adalah laki-laki sempurna yang pernah kutemui dalam hidupku. Kamu punya komitmen tak seperti kebanyakan lelaki yang hanya mengumbar janji, berpikiran matang, tak pernah berbasa-basi dengan kata-kata manis. Kamu lelaki tangguh yang pernah memperjuangkanku. Padahal kamu tak tahu banyak tentangku, tentang kisah-kisah hidupku, tentang segala perihalku.  Kamu adalah apa yang kucari selama ini. Kamu yang dengannya bisa kukatakan "kau orangnya" setelah pertemuan pertama dan terakhir tersebut.  Aku tidak tahu, apakah akan ada lelaki yang lebih baik datang setelahmu? Yang mau berjuang, yang punya komitmen besar dalam sebuah hubungan.  Maaf, untuk segenap egoku dan ego keluargaku. Maaf, tak pernah memikirkan bagaimana perasaanmu tapi justru melemparkan kesalahan terus menerus padamu.  Maaf, untuk kisah kita yang kandas, yang mungkin sebenarnya semua salah

Sensitif

Image
Entah kenapa akhir-akhir ini saya begitu sensitif dengan berbagai postingan orang-orang di media sosial dan komentar-komentar julid orang-orang di dunia nyata. Mungkin permasalahan yang menimpa saya baru-baru ini bikin saya seperti induk ayam yang diganggu anak-anaknya. Pengennya langsung matok dan kejar orang. Wkwkwk.  Saya memandang orang-orang diluar sana itu selalu ingin memamerkan kebahagiaannya dengan pasangannya. Tuuh kan, pasti kalian mau bilang "situnya aja yang sirik karena gak punya pasangan". Iya iya, tau. Saya sendiri, Jomblo, Tuna asmara. Atau apalah namanya itu. Tapi, memangnya perlu ya memamerkan kebaikan, keromantisan, kebahagiaan kalian kepada yang belum menikah. Kalian itu sebenarnya punya hati, nggak sih?  Belum lagi orang-orang yang jadiin kita kayak babunya. Alias tukang nyuruh-nyuruh. "Nikah sana. Biar nggak kesepian!". Pengen saya teriak di kupingnya pake toak "WEY, KAU KIRA SAYA TIDAK MAU MENIKAH! HA? SAYA JUGA MAU. KALAU BO

Bukan Lagi Masanya

Image
Kita bukan lagi ABG labil yg kerjaannya main cinta monyet. Jika sekadar hadir untuk basa-basi, saya tak punya waktu untuk itu. Yg di harapkan seorang perempuan dewasa itu adalah komitmen. Saya tidak melarang siapa pun untuk bermain hati, tapi jangan dengan saya. Saya trauma dengan yang namanya hubungan. Bahkan, saya tidak tahu apakah saya bisa kembali memberi kepercayaan terhadap kaum Adam, yg kesemuanya hadir untuk memberi luka di hati saya. Saya tidak menyalahkan takdir atas hal ini. Tidak sama sekali. Cuman, yg namanya luka, butuh waktu untuk sembuh. Dan entah sampai kapan. Untuk sesiapa pun, yg merasa lelaki, jangan mengetuk pintu jika sekadar untuk singgah. Perempuan zaman ini, apatah lagi seorang akhwat, tidak membutuhkan tamu-tamuan. Sekian. 📷 https://pin.it/d5j2s3pluntbvd

About Her #part4 Surat Cinta Untuk Sahabat

Image
Dear sholihahku, Di benakku masih melekat tentang hari-hari kita di beberapa tahun silam, Tentang perjuangan hidup, bangkit, bertahan, dan menguatkan satu sama lain. Aku masih mengingat, Di kamar depan kau menemaniku menangis saat aku tak lagi dianggap seorang anak oleh Ayahku. Aku masih menyimpan memori itu dengan baik, dan aku menulisnya kini, biar kalau kita menua (insya Allah), aku tak lupa bahwa aku pernah memiliki teman seperjuangan sepertimu. Dear, Aku yakin kau wanita yang kuat. Kau pasti bisa melewati semua rintangan yg kau hadapi saat ini. Jangan menyerah, ya. Ini tempaan hidup dari Allah. Biar kita jadi seperti berlian, semakin ditempa semakin berharga. Ukhti sayang, Baktimu kepada suami akan diganjar dengan nilai tiada tanding di akhirat, yakni Jannah. Jangan putus asa. Meski kau katakan belum mampu ikhlas, masih sedikit sabar, Jangan mundur, karena belajar ada proses tiada henti dalam hidup. Sholihahku, Jangan kau simpan sendiri bebanmu. Aku selal

Pesan untuk yang lagi sedih dan Patah Hati

Image
Untukmu yang lagi bersedih, sudahi. Hidupmu terlalu berharga untuk menangisi hal yang fana.  Sebuah tulisan indah karya salah seorang penulis hebat, Fiersa Besari. Terima kasih, bung, tulisannya yang menguatkan jiwa dan memberi semangat untuk sembuhkan patah hati. Saya memenggal bagian awalnya, karena saya tak sepaham soal karma dan penciptaan. *** Kau menangis deras Katamu dia pergi meninggalkanmu kedinginan di ujung bumi Bahkan disaat seperti ini kau masih berusaha tegar Kita sama, entah terlalu pintar menyembunyikan perasaan atau terlalu bodoh untuk menyatakan Sudahlah... Tak apa sesekali menjadi manusia biasa Wajar untuk terluka, untuk membutuhkan tempat bersandar, untuk tidak baik-baik saja Bahkan orang terkuat di muka bumi pun pernah berkabung Sembuh itu butuh waktu, bukan paksaan Saat semua berjalan tidak semestinya, kita bisa angkat tangan untuk menyerah Atau mengangkat tangan untuk bedo’a Kuharap kau memilih yang kedua Ayolah! Hentikan isakanmu Apa haru

Patah Sendiri (Sajak)

Image
Kembali pelupukku menggenang, Lalu menderas Bagai hujan sore tadi... Kenangan tentang luka itu mencuat lagi Aku disini patah Menguatkan hati untuk bertahan agar tak makin parah Mungkin dia yang disana biasa saja Tak peduli apa yang sudah terjadi Aku merasa patah sendiri Berjuang sendiri untuk sebuah hubungan yang akhirnya usai Hati... Bisakah kau berkompromi Jangan sakit, jangan perih, jangan pedih Nanti kau mati. Aku bagaimana kalau kau mati? Akalku nanti tak punya teman berkelahi. Aku benar-benar patah sendiri, Mengenang 17 hari yang terlewati. Sumber : 📷 https://pin.it/lkwuyi6mp7qmbb

Hujan, Kehilangan, dan Pelajaran Penting Dalam Hidup

Image
Hujan pertama, Setelah kejadian pahit itu berlalu. Aku selalu bertanya pada hatiku, bagaimana keadaanmu kini? Ia belum juga tak punya jawaban berarti. Sakit, entahlah. Senang, tentu tidak. Betapa banyak yang ingin kutuang dalam baris-baris kalimat, Tentang semua yang telah memberiku arti dalam hidup, Perjalanan ini adalah pelajaran Yang menjadikanku manusia sesungguhnya Yang mengetuk kesadaranku, bahwa aku bukan malaikat, bukan pula benda mati yang tak punya hati Hatiku bisa patah dan terluka. Hujan, Kau saksi hari ini, Akan perjalanan hidupku pada tahap yang sudah kulewati dengan berat namun berhasil Melangkah sedepa demi sedepa, Berusaha bangkit setelah terjatuh dan terjerembab. My Rabb, thank you for everything Kau selalu ada buatku, meski aku banyak salah padaMu Kau tak pernah meninggalkanku, meski aku kerap lupa akanMu Allaahku, kejadian pahit yang lalu membuatku bersyukur, dan semakin menambah yakinku akan kecintaanMu terhadap hambaMu Maaf jika aku se