Posts

Showing posts from August, 2019

Wanita Jahat

Image
. . . Gelar yg pantas kusandang. Kuterbangkan hati seseorang ke awang-awang, lalu kuhempaskan di dasar bumi. Sakitnya turut kurasakan. Sedihnya juga kutanggung. Betapa pun ingin aku marah, kecewa, menangis, namun siapa yg harus kusalahkan atas semua kegagalan tersebut? Takdir? Ya Allah, jangan buatku berputus asa pada RahmatMu. Jika saja bisa, setiap pilihan hidupku hanyalah diriku yang memberi putusan, maka tentu tak ada yang ingin kukecewakan. Entah, dia orang keberapa yang kubuat gerimis hatinya, berkaca matanya, retak jiwanya. Sungguh, aku yang jahat. Segala amarah ini ingin kumuntahkan. Aku ingin berteriak pada dunia bahwa aku juga ingin bahagia. Ingin dibahagiakan dan membahagiakan. Betapa beruntung aku, selalu mendapat tempat di hati seseorang. Rasa bahagia yang sesaat. Fatamorgana. Karena ketika perlahan-lahan waktu beranjak, semakin kumendekat, bahagia itu pergi. Menghilang, meninggalkan bekas luka. Ya Allah, bolehkah kukatakan "aku benar-benar lelah sekarang&

Proklamasi Hati

Image
Kukatakan ini dengan kesadaran penuh, bahwa aku telah move on sebesar-besarnya, membuang masa lalu sejauh-jauhnya, mengubur kenangan pahit sedalam-dalamnya. Selamat datang dikau yg sekarang. Mari kita bergandeng tangan merancang masa depan bersama, meraih Jannah. Catatan proklamasi hati, Makassar 3 Dzulhijjah 1440 H

Aku pamit

Image
Duhai masa lalu, Izinkan aku beranjak, Oh, bukan,  Melainkan pergi, Selamanya. Aku ingin memulai lembaran baru dalam hidupku tanpa bayang-bayangmu... Aku ridho atas semua yang telah terjadi dibelakang... Berharap waktu tak meninggalkan jejak apa-apa lagi setelah kupergi. Hatimu suatu saat akan berganti dan terisi,  dengan sosok yang Dia telah takdir kan, dan kupastikan itu yang terbaik Dan bukan aku orangnya. Masa lalu,  Aku pamit undur diri dari hati dan juga hidupmu.

Wake up, Give up

Image
Sebuah catatan pendek, yang meski begitu tetap punya arti penting dalam hidup saya. Segala moment, penting atau tidak penting, saya ingin tetap merekamnya disini. Karena saya mencintai segala kisah dalam hidup saya, manis dan pahitnya. Dibawah ini adalah draft lama. Didalamnya tentang sebuah moment pahit yang ingin saya buang jauh. Mengapa "wake up, give up"? Karena setelah sekian lama saya (mem)bangun sebuah "rumah", akhirnya saya menyerah begitu saja. Saya kalah oleh takdir.  . . . Aku terbangun. Sadar kalau dia datang sekadar di mimpi. Seperti yang lalu-lalu, kembali kumenghitung hari. Hampir 3 bulan kami tak berkomunikasi lagi. Setiap dia datang dalam mimpi, seakan-akan perasaanku kembali utuh . Yang penuh mekar dan wangi kembang. Haruskah ku ulangi duhai diri, nasihat lama itu, bahwa takdir tak bisa dipaksa. Tembok tinggi tak bisa dirubuhkan. Jurang tak mampu dilewati. Menerima bahwa dia bukanlah bagian dari masa depan adalah hal yang bijak.

Usia kritis

Image
Berbagai macam problematika hidup terus bergulir di depan mataku. Dan seperti yang sudah-sudah, setelah mengamati, memikirkan lebih dalam, maka akan tertuang dalam bentuk narasi di "rumah" ini.  Bagi seorang gadis, usia mendekati angka 30 adalah usia yang membuat hati berdebar-debar cemas tak menentu. Kapankah ada seseorang yang akan datang mengetuk pintu rumahnya? Beberapa teman di sekitar saya juga mengalami. Jika terlihat dari luar, mereka santai saja seperti tak terbebani. Tetapi, dikorek sedikit, mereka akan menuangkan isi hatinya yang terdalam. Keresahan akan pendamping hidup yang belum juga datang.  Secara khusus bagi perempuan bugis Makassar, mungkin akan terbersit di benak kita "panaiknya tinggi, sih. Makanya gak kawin-kawin". Awalnya, saya pun berfikir demikian. Tapi tidak setelah berdiskusi dengan satu dua orang dari mereka. Keluarga mereka -alhamdulillah-  tidak memberatkan. Baik dari segi uang Panaik atau pun adat istiadat daerahnya. Lalu a