Posts

Showing posts from November, 2019

Kisah di Bulan November (Ann, teman kecilku)-CERPEN

Image
            Ini kisah teman masa kecilku.   Seorang   gadis yang biasa kupanggil “Ann”. Aku baru bertemu kembali dengannya setelah 15 tahun. Dia teman bermainku sewaktu kecil, teman sekolah, dan masih ada hubungan kekerabatan. Dia dikenal sebagai anak yang pintar di sekolah, dan teman sepermainan yang menyenangkan karena dia punya banyak jenis mainan di rumahnya. Ketika berumur 8 tahun, terakhir aku melihatnya, dia masih berpenampilan seperti anak laki-laki, dengan rambut cepak. Maklum, saudara-saudaranya semua laki-laki. Dia kemudian ke kota, tinggal disana, bersekolah lalu   bekerja. Namun, yang membuatku tercengang adalah ketika bertemu kembali dengannya setelah belasan tahun, dia berubah drastis. Dia menjelma menjadi wanita dewasa yang begitu anggun berbalut pakaian wanita sholihah yang longgar dan terjulur. Kulitnya bersih sekali. Padahal, kuingat dahulu zaman kecil, kulitku jauh lebih cerah ketimbang kulitnya yang kecoklatan. Sungguh, dia menjadi Ann yang berbeda. Dia d

Makanan Terlezat Di Dunia

Image
Tak ada yang memungkiri bahwa masakan terenak bagi seorang anak adalah masakan Ibu. Masakan yang tidak pake rempah dan bumbu macam-macam, tapi diracik penuh kasih dari tangan yang diberkahi, tangan seorang Ibu. Makhluk yang begitu sabar dan tabah menghadapi hidup demi putra-putrinya. Tangan yang mungkin telah mengeriput karena usia, yang sedari dalam kandungan mengelus dengan sayang, hingga lahir menimang, menggendong, menenangkan, memeluk sang buah hati. Malaikat tak bersayap yang diciptakan Tuhan di muka bumi.  Masakan terlezat sedunia itu tak lagi bisa kunikmati. Karena sang koki sudah pergi. Terkadang dia pulang, menjengukku sebentar lewat mimpi. Mungkin sekadar memberi kabar kalau ia baik-baik saja disana. Tapi aku disini tak baik-baik saja. Aku sesak oleh rindu. Aku rindu bercerita padanya, aku rindu dengan dongengnya, aku rindu dekapan hangatnya, aku rindu kata-katanya yang menenangkan ketika aku menangis, aku rindu masakannya.  Tahukah, masakan Ibuku sangat sederhana

Review : produk yang ampuh mengurangi bopeng dan bekas jerawat

Aseeliii, ini produk kece banget. Nggak nyesel tipisin kantong buat dia. Awalnya dapat racun dari channelnya nenek Suhay, yang katanya produk ini memang bagus banget karena ada snail-snailnya. Wkwk. Yuup, apalagi kalau bukan snail trucica dari Some by mi. Aku make ini udah 2 bulanan. Dan keliatan sih efeknya. Noda jerawat mulai memudar dan tekstur kulit mulai membaik. Tapi namanya produk, hampir semua pake prinsip cocok-cocokkan. Tergantung jenis kulit kita kayak apa. Kalau saranku, sih (termasuk saran dari penjual skincare, wkwk), dicoba aja dulu. Karena kalau nggak dicoba, mana bisa tau cocok atau nggak.  Untuk produk ini, yang nggak mau rugi bisa beli yang share in jar/bottle, harganya cukup terjangkau, kok. Dari yang 35k sampai 45k. Awalnya waktu pengen coba, aku juga beli yang ini. Tapi sepekan langsung bocor. Aku mikirnya malah rugi. Mending beli yang ukuran gede. Nah, buat kalian yang punya masalah kulit wajah kayak aku, kurekomendasikan mencoba si siput ini.

Memotivasi atau Membully?!

Image
Setiap orang menjalani takdir yang berbeda-beda. Entah perihal rezeki, maut, atau pun jodoh. Saya ingin mengerucutkan topik ini pada "perempuan". Beberapa dari kaum kami memiliki takdir menikah di usia dini. Bahkan di kampung, kebanyakan mereka dinikahkan di usia masih sekolah menengah pertama atau atas. Ada yang menikah ketika masih duduk di bangku kuliah, ada juga yang langsung di lamar setelah wisuda. Tetapi, tidak sedikit yang "menjalani" takdirnya menjadi wanita karier setelah menyelesaikan kuliah. Kenapa saya memilih kata "menjalani" bukan "memilih"? Karena pada hakikatnya setiap usaha yang kita upayakan ada campur tangan oleh yang Maha Kuasa. Tak juga saya katakan bahwa manusia tidak bisa memilih jalan hidupnya, ataukah manusia sebebas-bebasnya penentu takdir yang dia jalani. Tentu saja hal ini berimbang. Usaha dan juga takdir yang telah digariskan. Dan alasan lain dari pilihan kata antara "menjalani" atau "memilih&qu

Fase #2 Cemas

Image
Telah kugenapi yakinku untukmu. Sekuat tenaga aku berjuang sampai titik ini. Tapi, setelah semuanya, ada yang berubah. Aku cemas. Kau membuatku menunggu lama. Ada apa? Aku sekarang bertanya-tanya dan berfikir negatif. Mungkinkah terjadi sesuatu yang besar tanpa kuketahui?! Tolonglah. Beri satu kata saja. Aku sungguh cemas. Aku takut patah untuk kesekian kali. Luka lama ku belum sembuh benar. Jangan kau tambah. Aku tidak boleh berfikir berat. Namun masalah kita tak bisa tak kuambil berat. Penyakitku bisa kumat karena stress. Pahamilah. Aku terlalu cemas sekarang. Dan bertanya-tanya, apakah kau adalah kegagalanku yang kemudian?!

Kembali waras

Image
#catatanlama Silih berganti datang, namun tak kupilih. Justru aku memilih orang yang tak memilihku. Hidup memang penuh paradoks. Aku pernah terjatuh. Luka-luka hatiku tak berdarah. Aku bergumam "beginikah rasanya patah hati?!" Lalu berulang lagi. Kesalahan yang sama. Menaruh hati pada yang bukan pemiliknya. Tentu saja ia tak menjaganya. Ia buang kepingan hatiku seperti tak ada harga. Aku kembali menggumamkan kalimat itu "beginikah rasanya patah hati?!" Siapa yang pertama kali mencetuskan bahwa cinta itu gila? Aku sepakat. Hilang akalku dibuatnya.  Siapa pula yang pertama kali katakan bahwa cinta itu buta? Aku setuju. Karena betapa aku tak melihat lagi akibat dirundung asmara. Menyesalkah? Tapi, betapa yang sudah-sudah juga begitu? Terulang dan terulang.  Mungkin sebab itulah aku disebut manusia. Setidaknya saat ini aku kembali waras. Semoga tak ada lagi kegilaan setelah ini.