Posts

Showing posts from August, 2020

Separuh dari "aku ingin"

Image
  Perihal awan kepada hujan yang menjadikannya tiada, Hilang tapi memberi arti.  Kamu lega tidak? Setelah proses yang berlalu, Yang membuatmu sering sedu sedan diam-diam di sudut kamar atau pada sujud-sujud panjang? Kamu melewatinya kini. Sudah mampu tersenyum dan sedikit tertawa sembari menceritakannya pada sahabat. Perihal kayu kepada api yang menjadikannya abu, Sakit tapi penuh makna. Hikmah akan kamu rasakan setelah proses ujiannya terlewati.  Selamat untuk kamu. . . . https://pin.it/3jV5hSs

Draf yang menumpuk, project yang tak selesai-selesai

Image
  2016, saya mulai menggarap "Drama Bumi, Skenario Langit" yang awalnya berupa potongan-potongan cerita dari kisah beberapa teman yang akhirnya saya satukan. Mandek. Karena waktu itu takdir bergulir dan membuat saya berubah haluan ke majelis baru. Sehingga menceritakan kembali kisah teman-teman lama rasanya sudah tak berselera.  Di tahun ini pula Allah takdirkan saya memulai ta'aruf. Yang dengannya saya memulai "Titian menuju Halal". Namun, lagi-lagi gagal. Karena hati ternyata tak menemui tambatan. Saya dan pak dokter tak berjodoh. Tapi, project tersebut bagi saya belum selesai. Karena kisah saya terus berlanjut. Diperkenalkan si anu si ini si itu. Hingga dipenghujung 2019, saya bahagia sekali. "Titian menuju Halal" hampir kelar meski baru mentah dalam bentuk jurnal harian, catatan ta'aruf yang saya tulis dan update setiap saat dari bulan Juli hingga November. Kegagalan inilah yang membuat saya berubah drastis. Terlalu menyakitkan. Teramat terluka

Sebuah Surat #5

Image
10 Januari 2020 Wa'alaikum salam Kau memang selalu terlambat. Bahkan kini sangat terlambat. Suratmu baru sampai setelah 3 tahun. Lalu, aku harus bagaimana? Menunggumu di bandara seperti tahun-tahun yang menyedihkan itu? Aku bertahan tidak sebentar. Tapi kau tak pernah sekalipun memberi penjelasan dan kejelasan.  3 tahun lalu aku bertemu lelaki biasa. Sangat biasa bahkan. Tidak sepintar dirimu, tidak setampan dirimu, tidak semenarik dirimu ketika berbicara, tidak sepandai dirimu merangkai kata-kata manis, sungguh sangat biasa jika dibandingkan kau. Tapi dia punya satu hal yang tidak kau punya. Dia tidak terlambat. Dia tidak membiarkanku menunggu. Dia melamarku di hari wisuda S2ku. Kami menikah tepat di hari dimana kau pergi dan memintaku menunggu 3 tahun lagi.  Kau terlambat. Waktu dan kesempatan tak memihak padamu yang sempurna. Satu hal bisa kutulis sebagai pelajaran di surat ini, yang memiliki segalanya akan dikalahkan oleh yang biasa saja hanya dengan satu hal. Kesempatan. Aku y

Sebuah Surat #4

Image
Kota Kita, 2 Oktober 2017 Assalamu 'alaikum  Nay, surat yang kemarin sepertinya belum terbaca. Saya mengirimkannya berkali-kali di emailmu, tapi sepertinya kamu sudah mengganti alamat email. Saya harus mengirimkannya kemana, Nay? Alamat lamamu juga ternyata sudah tak berpenghuni. Saya benar-benar kehilangan kamu, Nay. Kontak teman-teman lama juga tak ada yang tahu kabarmu.  Besok saya akan berangkat lagi ke Aussie. Saya dapat kontrak disana 3 tahun. Saya sangat berharap ketika pulang kamu sudah bisa kutemui.  Salam cinta dan Rindu yang tak terbendung, Akhsa.