si Daun Kering II



Dulu..
Aku membenci si daun kering
Yang jatuh berguguran di terpa angin badai
Ia gugur..
Tak berdaya

Mungkin diriku sekarang
Layak di sebut daun kering yang berguguran
Tapi, salahkah jika kuberharap..
Daun kering yang gugur itu
Yang telah melapuk itu
Membersamai tanah kering
Menyemai kesuburan untuk sang Pohonnya

Wahai pohon yang telah menjulang tinggi
Daunmu yang gugur kini.. telah berganti
Dengan pucuk-pucuk muda yang menawan
Namun, jangan kau lupa
Bahwa daun-daun keringmu yang bagimu tiada guna
Yang membantumu menumbuhkan setiap pucuk yang bertunas

Ia menjadi penggembur alami..
Meski dirinya sudah tak terlihat.. tak ternilai
Karena ia telah menyatu dengan tanah


Untuk para penegak dakwah.. pembawa panji-panji islam
Jangan pernah lupa..
Ada saudarimu yang lemah disana..
Menengadahkan tangan
Untuk perjuanganmu

Semailah cinta,duhai pohon nan rindang
Janganlah ketinggianmu membuat tinggi pula hatimu
Karena kau hanyalah sebuah pohon
Yang suatu saat akan jua tumbang
Berganti dengan pohon yang lain

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuz).” QS. Al An’am: 59.
24 agustus 2016


Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)