Akhir Sebuah Cinta yang Semu
Bismillah
Akhirnya aku memulai. Memulai memutuskan untuk
belajar mengikhlaskan. Bahwa keyakinan kepada Sang Pemilik Hati, semua telah
dituliskan dan digariskan sebelum ruh ditiupkan, dan jua rasa takut akan
Murka-Nya serta cemburu-Nya, membuatku harus mengambil langkah ini sesegera
mungkin. Relakah? Kutak bisa menjawab “iya”. Bahkan sisi hatiku yang lain ingin
berontak bahwa aku menginginkannya. Lalu, kutanyakan pada diriku, Dimana
kemuslimahanku? Dimana imanku? Tak malukah dengan ilmu syar’i yang kudapatkan
setiap saat di majelis? Tak malukah dengan hijabku yang menjulur? Tak malukah
dengan gelar orang-orang padaku bahwa aku ini “akhwat”? maaf, jika aku harus
memutuskan hal ini. Maaf, karena aku lebih mencintai Rabb-ku yang telah
memberiku segala-galanya. Aku takut Dia murka padaku, lalu menghempaskanku pada
kobaran api, atau mencampakkanku di dunia dengan mengambil hidayah yang telah
Dia beri. Na’udzubillah. Aku benar-benar takut pada-Nya.
Kau bukan siapa-siapa. Hanya orang asing yang
datang dalam hidupku, merecokiku dengan cinta semu. Lalu membuatku terlupa akan
cinta hakiki dari Pemilik Cinta. Maaf, jika yang dulu harus kulakukan lagi. Mendelete
segalanya. Menutup segala akses komunikasi kita. Sungguh, tak ada niatku
menyakiti siapa pun, termasuk kau. Aku hanya menjalankan tugasku sebagai
seorang hamba, yaitu sami’na wa atho’na-mendengar dan taat. Aku hanya ingin
belajar lebih banyak lagi. Aku hanya ingin belajar menjadi lebih baik lagi. Aku
hanya ingin dicintai oleh-Nya, hingga Dia pun mencintaiku. Aku hanya ingin
memperbaiki diri, menshalihahkan diri, untuk Rabb-ku. Mendapatkan pasangan yang
shalih bukan tujuan utama, cita-cita itu terlalu rendah menurutku, melainkan
untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Jika Dia ridho, maka apa pun akan Dia beri.
Jangan kan lelaki sholih, Surga pun akan jadi hadiah istimewa.
Sudahlah. Tak perlu gundah. Yang kemarin,cukup
jadi pembelajaran. Setiap kita punya kesempatan sama untuk berubah. “kembali”
kepada-Nya adalah solusi utama. Semoga Allah Jalla Jalaalu mengampuni
segalanya.
Yaa Rabb, Engkau sebagai saksi atas kami.
Seperti yang dikisahkan oleh seseorang
beberapa waktu lalu
Ditulis kembali di 25 juli 2017
Semoga dapat diambil pelajaran
Barakallahu fiikum.
Comments
Post a Comment