About Her (Part I)
ABOUT HER PART 1
Wanita itu
menangis di pangkuanku. Mencurahkan segenap lukanya lewat isakan kepedihan yang
mendalam. Ah, teganya lelaki. Tak ingatkah ia ketika pertama kali meminang anak
gadis orang? Membawanya jauh dari orangtuanya dan sanak famili? Tak ingatkah
ia, bahwa wanita yang luruh airmatanya dihadapanku ini adalah wanita yang
berjuang selama sembilan bulan untuk darah dagingnya? Dimana nuraninya?
Sepenuhnya
kutak mendukung akan sikap yang diambil oleh wanita ini, yaitu meninggikan
suara dihadapan suaminya, sedzholim apa pun lelaki itu padanya. Namun, aku
tetap menghargai perasaannya, karena aku juga seorang wanita. Dan kelak, aku
akan berada di posisi yang sama, sebagai seorang istri (insya Allah).
Hatinya
telah terluka. Dan duhai lelaki, wanita yang kau gores hatinya, selamanya akan
mengingat hal itu. Bukan karena mereka pendendam, hanya saja perasaannya yang
sangat mendalam. Kalian, bisa jadi, ketika dilukai, berlalu masa, akan terlupa
begitu saja. Tapi bagi kami wanita, sulit. Olehnya, bantu kami, untuk tak
menanam benci pada orang yang kami kasihi, dengan tidak menebar cuka pada luka
yang sudah menganga.
Dari wanita
yang belum bergelar istri.
To be
continue..
06 desember
2017
Comments
Post a Comment