KEMBALI (Merajut asa)
Alhamdulillaah... ucapan syukur tak terhingga terucap dari lisanku yg penuh dosa,
Atas nikmat-Nya yang tak terhingga. Kurang 2 hari genap sudah sebulan aku
kembali kehunianku yang sebenarnya. Tempatku mendalami ‘lmu dunia dan ilmu
akhirat. Kota dimana aku mengadu nasib demi sesuap nasi dan seteguk air
penyanggah tubuh rentahku agar bisa senantiasa berdiri menghadap-Nya.
9 bulan
lamanya aku mendekam di rumah. Pesakitan yang kian hari bertambah sakit. Tidak
hanya jasad, namun juga bathin. Kukira setiap waktu yang terlewat dengan
segenap usaha baktiku dapat memecah batu karang yang berdiri kokoh. Nyatanya
tidak. Tak bergeser sedikit pun. Mungkin
ada dari niatku yang salah selama ini? Hingga Allaah belum jua balikkan
hati yang keras itu.
Baru saja
kudengar kabar yang seperti sakitnya yang lalu-lalu. Atas ketidak ridhoannya,
atas kebenciannya terhadapku yang masih darah dagingnya. Andai kubisa teriak
pada dunia “apa salahku!” “adakah kuterlahir didunia sebagai sebuah kesalahan!”
bahkan nuraniku selalu memberontak melawan akalku dengan tanya “adakah orangtua
yang begitu teganya kepada anaknya?” ah, mungkin semua ini salahku. Meski belum
kutemui alasan kongkrit kesalahan fatal apakah yang bisa menimbulkan benci
sebesar itu.
Maka, dengan
segenap kelemahanku sebagai hamba-Nya, kuserahkan segenap takdirku pada-Nya.
Semoga Ia kuatkan pijakanku disini –dibumiNya- dalam mengais rezeki yang halal.
Dia yang tak pernah tinggalkanku walau sekejap. Dia yang cinta-Nya senantiasa
tercurah untukku meski kerap kali aku bermaksiat. Dia yang menolongku dengan
mengirimkan orang-orang baik ketika aku sendirian. Dia yang kuatkanku untuk
menetapi kesabaran ditengah badai uji yang tiada henti. Dia yang setiap detik
rezeki-Nya berikan padaku yang faqiir. Lalu, apalagi yang membuatku untuk tidak
mencintai-Nya dan menempatkan cinta tertinggiku untuk-Nya?!
Disini, aku
kembali untuk-Nya. Menemukan kepingan-kepingan hatiku yang kering kerontang.
Kurajut lagi asa-asaku yang pupus. Dengan menggenapkan yakinku akan
pertolongan-Nya.
Rabbiy... hamba mencintai-Mu.
Makassar,21 juli 2018
Comments
Post a Comment