Ukhti, Mari Kembali!

     UKHTI, MARI KEMBALI!

Langkahku sudah jauh.. tertatih.. mengejar fatamorgana.
Tak ada yg tahu, kecuali aku dan Rabbku, bahwa sesungguhnya akulah manusia durjana.
Bersembunyi dalam topeng atas nama kesholihan.
Di sudut ruang sana, mereka berbisik-bisik.
Adalah -katanya- aku mengagumkan, penuh sahaja, berwibawa, dambaan lelaki sholih, membuat cemburu bidadari syurga.
Aduhai, sungguh.. jikalau saja mereka tahu.. bahwa aku adalah kandidat bangkai yg sebentar lagi kan membusuk..
Andai saja mereka mencium aroma maksiat yg kuperbuat setiap waktu.. adakah mereka mau mendekatiku?
Tak tahukah mereka, bahwa AKU hanyalah topeng.. yg kubuka ketika tak bersama mereka?
Tak tahukah mereka, bahwa AKU adalah pengejar dunia yg fana?
Tak tahukah mereka, bahwa hijrahku sebatas suluqiyah saja.. hanya sebatas hijab saja..
Tak tahukah mereka, bahwa ilmuku sebatas di tulisan saja.. bahwa amalku sebatas lisan saja..
Aduhai kalian, tak tahukah, bahwa AKU hanya MERASA sholih.. aku congkak dengan segala karunia Allah.. bahwa aku kurang bersyukur atas hidayah-Nya..
Tak menjaga hijab di sosial media, menjadi stalker nomor wahid kepada lelaki berwajah cerah, gamers dan gadget adalah rutinitas tanpa jeda, kadang berselfie ria menampakkan jelita, tertawa terbahak tak menjaga muruah, berbicara dengan lelaki sudah biasa.. subhanallah..
Ah, untukmu wahai diri.. calon-calon mayyit sejati.. hidup hanya sekali.. tak ada yg di bawa mati.. kecuali amalan diri.
Duhai AKU, tak inginkah kau kembali,  Seperti yg dulu lagi. Setiap waktu dekat kepda Ilahi Rabbiy.. Al Qur'an adalah obat hati, bukan facebookan ria tiada henti. Menghidupkan malam dengan qiyammulail. Shaum senin kamis tak pernah alpa. Dhuha menjadi amalan setia. Akhlak mulia terpancar, bukan karena jaim dengan objek dakwah. Tak berbicara tanpa dasar ilmu. Menjadi alarm kebaikan untuk kawan sekitar.
Wahai AKU, Dia selalu menunggumu.. menunggu rintihan dan tangismu di sujud2 panjang. Menanti curahan hatimu atas taubatan nasuha.. Dia menunggumu di sepertiga malam.
Ukhtiy sholihah, kusampaikan nasihat penuh cinta ini..
Mari KEMBALI.

Makassar, 23 nop 2016

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)