SAJAK-Gumpalan Rindu


di saat malam beku yang menggigit tulangku
benakku kembali menyusun puzzle kenangan tentangmu yang telah jauh
kutinggal lembaran usang di kota sana yang bernama KITA
melangkah pergi membawa gumpalan rindu didada
menyesakkan setiap detik
aku benci..
pada diriku sendiri
yang bahkan untuk menghapus satu memori tentangmu pun tak bisa

ketika rindu berdesak-desak,
kuingin segera berlari meraihmu
dan melupakan segala janjiku dulu untuk menjauh
bodohnya aku..
selalu kalah,jika itu tentangmu
bolehkah aku berjuang sekali lagi?
untuk perasaanku.
dan kau..
benarkah sudah menyerah?

Mamuju Tengah, malam pekat yang dingin
26 august 2017/4 dzulhijjah 1438 H
.
.
.
Ini late post. Alias polder lama. Alias tulisan tempo doloe. Di post ajah, biar jadi kenangan terindah. Bhaha.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)