Flashback masa-masa KKN
Selalu ada
kesan menarik disetiap tempat. Dan kali ini, aku ingin menceritakan kepada
kalian, masa-masa KKN (Kuliah, Kerja Nyata) di pelosok desa di Kabupaten
Pinrang Sulawesi Selatan. Tepatnya di kecamatan Cempa desa mattunru-tunrue.
Aneh ya, namanya? Cempa sendiri artinya asam jawa. Mungkin dulunya disana
banyak pohon asam kali, ya. Sedangkan manttunru-tunru’e artinya
fokus/serius/giat, kalau tidak salah. Di posko kami sendiri, terdiri dari 12
anggota. 8 cewek 4 cowok. Alhamdulillah, kami
yang notabene-nya akhawat (aku berdua dengan salah seorang ukhti) tidak
banyak kendala selama disana. semua teman-teman baik kepada kami, terutama
kepadaku yang pada saat itu sudah berniqob. Teman-teman cowok,juga sangat
pengertian. Karena pada hari pertama pertemuan kami, sudah kusampaikan beberapa
hal yang berkenaan tentangku. Misal, anak-anak cowok gak boleh masuk ke dapur
jika aku sedang makan. Nah, ini salah satu tips juga untuk akhawat yang akan
menjalani hal ini (KKN/PPL). Jadi, sedari awal ungkapkan semua aturan yang
harus dijalankan teman-teman, agar kita tetap terjaga. Syukur-syukur kalau
dikasi teman yang mau memahami dan nurut. Ajakan untuk beribadah juga harus
ditekankan. Misalnya, mengajak mereka sholat, mengaji,dlsb. Bapak desa dan
keluarganya yang kami tempati untuk tinggal selama KKN disana,juga sangat baik.
Masyarakatnya, anak-anaknya, semua bersuka ria menyambut kami. Dan aku sangat
terkesan selama disana. karena anak-anak tak takut melihatku yang berniqob dan
berpakaian gelap. Bahkan mereka justru sangat menyukaiku. Alhamdulillah.
Kesan
lainnya ketika menjalani KKN ini yaitu membangunkan Bapak Kordes cs untuk
sholat subuh. Atau, ketika pagi, pak Sekcam mengetuk-ngetuk dinding kamar kami
(cewek-cewek)- yang notabene-nya bersebelahan dengan tempat tidur anak cowok-
untuk dibuatkan sarapan. Sudah seperti suami-suami saja mereka. Astagfirullah. Atau
ketika mereka membully salah satu teman cewek yang mereka juluki Prilly (saat
itu Prilly dan Aliando lagi naik daun) dan salah seorang teman cowok yang
mereka juluki Aliando. Hahaha. Aku masih bisa ngakak sampai sekarang kalau
ingat mereka. Dan paling parahnya, ketika kami rapat, sekcam dan kordes adalah
orang yang paling usil. Selalu bikin lelucon yang bener-bener bikin kita gak
bisa menahan tawa. Alhamdulillah saat itu aku sudah berniqob, jadi gak keliatan
juga kalau aku ikut ketawa. Sisa menahan suara saja biar gak kedengeran. Ckck.
Jadi keingat salah seorang ukhti yang seposko juga dengan kami. Pak sekcam paling
suka menjailinya. Misal ketika sementara rapat, sekcam tiba-tiba nyeletuk
“ukhti, kayak doraemon kalau nahan senyum” maka pecahlah tawanya si Ukhti ini
yang sedari tadi ditahannya. oh my
Robb.. bener-bener sedeng. Dan aku salah satu orang yang juga suka dijaili oleh
mereka. Misal saat rapat, tiba-tiba sekcam memperlihatkan Hpnya kepadaku,
sambil ngomong “romantis ya ukhti.” Dan itu membuatku shock. Karena yang dia
perlihatkan gambar akhwat dan ikhwan yang lagi berduaan. Ya Allah..ampuni
mereka. Ckck. Hahaha.
Yang paling kuingat diawal-awal, biasanya setelah memasak dan
menyiapkan makan siang, kami para gadis-gadis posko akan masuk ke kamar. Dan
kalian tahu, hari itu, entah setan apa yang merasuki bapak kordes kami.
Tiba-tiba saja dari ruang makan dia teriak “saya tidak mau makan, kalau ukhti
fulanah (aku) tidak keluar dari kamar” oh my robb. Gilak!
Oh ya, ada juga kisah lucunya, ketika teman-teman cewek kami
(awwam) memanggil para cowok dengan panggilan “ukhtiy”. Karena tidak tahu kalau
arti Ukhtiy adalah saudara perempuanku. Hahaha.
Dan moment yang paling kusukai disana adalah ketika duduk
menyendiri di teras belakang rumah sambil memandangi hamparan sawah yang sedang
menguning. Indah sekali. Biasanya aku mencuri-curi waktu untuk menulis pada
saat itu.
Masih banyak sebenarnya. Ini hanya sekilas untuk mengenang
masa-masa perkuliahan kami yang penuh perjuangan.
Sekian.
Comments
Post a Comment