Janji Kebahagiaan yang Pergi



           
Apa yang kau rasakan jika kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupmu? Coba tutup matamu sekarang. Dan bayangkan sosok yang paling kau cintai di dunia ini setelah dirimu? Lalu, bayangkan lagi, sosok itu kau dapati terbujur kaku dihadapanmu. Wajahnya memucat, nafasnya tak lagi berhembus, senyumnya tak lagi terukir, tak mampu lagi memarahimu karena kesalahanmu. Ia pergi. Berpindah ke dunia lain, yang tak bisa kau jangkau lagi.
            Padahal, baru kemarin kalian bercerita panjang lebar, sesekali tertawa bersama, atau kau mulai merajuk manja karena kejailannya. Masih sangat baru, bahkan bau nafasnya -saat dia begitu antusiasnya menceritakan rencana pernikahan kalian, tentang rencana kedatangannya segera ke rumahmu untuk meminang gadis pujaannya- masih bisa kau cium aromanya saat ini.
            Betapa indah janji-janji kebahagiaan. Bahkan setelah mengenalnya, rasanya waktu begitu singkat jika bersamanya. Kau merasa menjadi gadis paling beruntung karena dicintai olehnya. Dan takdir selalu melindas kita tanpa ampun. Begitu pun dengan kalian,bukan? Takdir buruk tiba-tiba saja terjadi.
            Dia ternyata pergi. Benar-benar pergi. Bukan sekedar imajinasi yang kuingin masukkan kedalam fikirmu. Kau tak hanya sedih. tapi juga terpuruk. Kau menjadi orang yang paling kacau. Segala seracau kesedihan dan kehilangan yang sangat mendalam tumpah di semua akun sosial mediamu.
            Sungguh, kematian adalah pemutus kenikmatan. Duhai aku dan kau, kan tiba suatu hari nanti pula, kita hadapi hari itu. Berbahagialah orang-orang yang menghadap Tuhan-Nya dengan perbekalan penuh, dan ridho atas takdir-Nya. Dan betapa sengsaranya yang memiliki berbekalan sedikit atau tak punya bekal, justru membawa beban yang merugikan dirinya. La haula wala quwwata illa billah. Sungguh, itu hari yang berat bagi manusia.
            Semoga janji kebahagiaan untuk diri-diri kita, tak sekedar janji. Namun, ialah hadiah terindah dari Rabb kita berupa Jannatun na’im. Disanalah kebahagiaan yang hakiki. Mari berlomba menggapainya!

Inspirasi dari kisah nyata seseorang yang kehilangan kekasihnya, (sebulan sebelum terucapnya janji Suci mereka)
24 februari 2018

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)