Senja dan Kita

Tentang senja dan kita...

Indah tapi sekejap saja sudah beranjak pergi. Meninggalkan kelam.
Sore itu, akkarena jadi saksi. Kau kembali setelah sekian lama kuabaikanmu.

Dibalik ombak dan rona jingga langit sore itu, hatiku mendung. Mengingat segala kenangan kita yang terlewat.

Sepedih inikah kisah kita? Dua tahun sudah berlalu, tapi janji kebahagiaan itu belum juga datang.
Kau masih sama. Dengan segala kepengecutanmu. Dan aku tak berubah, dengan ketinggian egoku.

Kusebut saja ini takdir. Atas skenario yang sad ending dalam kisah ini. Meski hatiku masih saja untukmu, tapi jika tak berjodoh, aku bisa apa.

Begitu banyak cerita yg sudah kurangkai. Namun, justru kisah kita yang paling dramatis.
Mungkin saatnya kita harus mengambil jalan masing-masing. Saling merelakan dan mengikhlaskan.

Semoga Rabb kita mempunyai skenario yang lebih baik di masa depan. Tentang aku dan kamu.

Malam kini menyambut duka. Senja pergi. Meski esok akan kembali. Hanya saja, belum tentu kita masih bertemu dengannya.
Aku pamit.

Makassar, 29 Oktober 2018

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"