Muslimah dengan dirinya (Muslimah kok bau?)



Sebenarnya beberapa hari yang lalu saya sudah ingin menuliskan ini. Sebelum adanya tulisan viral tentang wanita muslimah yang "bau". Namun, baru beberapa kalimat yang saya ketik, saya urung. Karena khawatir ditanggapi negative oleh sebagian warga +62. Tahulah jaman sekarang. Netizen itu mudah baper. Wkwk.
Kok bisa kefikiran ingin menuliskan hal tersebut? Jadi gini, saya pernah mendapati beberapa kali wanita yang kebetulan muslimah berjilbab besar memiliki "aroma semerbak" dari tubuhnya. Sungguh hal yang sangat menyakiti hidung saya ketika itu. Ingin berkata jujur kepada mereka, nanti tersinggung dan bikin sakit hati. Jadi saya pendam uneg2 ini, dan sekarang akan saya muntahkan. Haha. 
Nah, berhubung sudah ada yang memulai hal itu di KBM (saya juga masuk di komunitas tsb. Meski belum pernah menulis disana. Sekedar jadi pembaca. Tapi karena hampir 5 bulan lamanya saya tidak aktif lagi di dunia per-facebookan, akhirnya berita yang viral itu saya dapat hanya lewat teman-teman saya yang membacanya lewat copasan di FB).
Di tulisan tersebut (bukan sumber asli) berbagai komentar berdatangan dari yang positif sampai negatif. Ada yang membela si objek dengan kalimat bijak "berfikir positif lah. Bisa jadi dia lagi nggak ada air makanya nggak mandi, bisa jadi perjalanannya jauh makanya bau keringat, bla bla bla." Yup. Saya setuju. Namun, hendaknya kita tidak sekedar membela membabi buta. Toh, kita tidak tahu keadaan wanita tersebut yang sesungguhnya. Kalau ternyata dia memang cuek sama penampilannya bagaimana? Ini bukan tuduhan atau menyudutkan, ya. Sekedar opini biar kita bisa memandang sesuatu dari segala sisi, bukan hanya di satu sisi saja. 
Saya juga berjilbab besar dan bercadar. Teman-teman bergaul saya, tentu saja tak jauh dari komunitas tersebut. Dan, tak dipungkiri, dari jaman kuliah sampai sekarang saya sudah terjun ke dunia kerja selama 2 tahun, memang ada muslimah yang tidak memperhatikan penampilan dan perawatan dirinya. Tentu bukan salah jilbabnya, cadarnya, atau agamanya. Karena Islam mengajarkan kita tentang kebersihan dan merawat diri. Bahkan di buku fiqih yang pernah saya baca ada bab khusus membahas ini, yang sebagaimana menjadi judul tulisan ini, Muslimah Bersama Dirinya. Yakni bagaimana muslimah benar-benar memperhatikan aspek jasmani yang ada pada dirinya mulai dari ujung kepala hingga ujung rambut. 
Dibawah ini, saya ingin mencantumkan beberapa tips tentang hal-hal yang perlu kita perhatikan agar tidak menjadi muslimah yang "bau". Diantaranya :
1. Keramas
Bagi yang berjilbab, merawat rambut adalah hal yang sangat penting. Jangan sampai karena merasa bahwa mahkota ini tertutupi, jadinya di biarkan begitu saja. Malas sisiran, malas keramas, rambut di 'uwil-uwil' doang, terus langsung pake jilbab. Nggak boleh, ya. Sekali pun tidak terlihat oleh orang lain, rambut itu aset buat kita, wanita tanpa rambut apalah jadinya. Hehe. Oleh karenanya rajinlah mencuci rambut. Minimal 2 kali sepekan. Karena rambut yang sering ditutupi itu akan 'engap', dan aromanya nggak enak. Dan jilbab akan terkena imbas aroma tersebut. Selain itu, pastikan rambut telah kering, baru kemudian mengenakan jilbab. Jangan habis keramas, rambut langsung diikat kemudian pake jilbab. Rambut kamu bakal bau tak sedap kalau kamu lakukan hal ini. 
2. Deodorant
Inilah yang banyak terjadi. Tidak hanya untuk muslimah yang sudah ngaji, yang awwam pun, kadang kita mendapati beberapa yang -afwan- bau ke**k alias burket. Aroma yang menyeruak dari tubuh tersebut sungguh membuat tidak nyaman indera penciuman. Tetapi kebanyakan orang yang seperti ini tidak menyadari dirinya. Solusinya bagaimana kalau punya bau 'lucu-lucu' begitu? Ya pake deodorant. Deodorant itu nggak malas, girls. Bahkan ada yang sachetan. *Bukan iklan
Dari orang-orang dan artikel yang saya baca, tawas juga bisa menghilangkan bau tersebut. Sekali pun saya tidak pernah memakainya, tapi kalian bisa mencobanya kalau mau.
Tetapi, ada beberapa jenis orang yang bau ke*eknya nggak ketulungan. Meski sudah pake deodorant, baunya masih nempel. Jadi gimana? Saya nggak tahu solusi dari permasalahan ini. Silahkan cari referensi di tempat lain, ya. Hehe.

3. Pakaian
Ada dua hal yang perlu diperhatikan mengenai pakaian. Yang pertama, kebersihannya. Jangan memakai jilbab atau kaus kaki itu-itu saja lebih dari 2 kali tanpa dicuci. Karena, kita yang berjilbab itu mudah keringatan. Apalagi pakaian kita berlapis-lapis. Kalau bisa, pilihlah jenis kain yang tidak terlalu tebal tapi tidak menerawang yang mudah menyerap keringat. Yang kedua adalah kerapihan. Jadi muslimah jangan malas. Setrikalah pakaian/jilbab sebelum dipakai. Karena dari penampilan luar kita dinilai. Muslimah yang rapih, resik, akan nyaman di pandang, ketimbang yang awut-awutan dan kucel. Tak penting kita memakai jilbab yang murah atau mahal, yang terpenting bersih dan rapih. 
4. Wewangian
Beberapa ulama memang cukup keras terhadap hal ini. Namun, ada pula yang membolehkan asalkan mewangiannya hanya sekedar untuk menetralisir bau keringat dan aromanya tidak sampai tercium oleh orang lain. Saya pribadi lebih condong kepada pendapat yang kedua. Karena asal pelarangan parfum bagi muslimah yang keluar rumah adalah aromanya bisa tercium oleh lelaki asing. Jadi, jika hilang akibatnya maka tentu boleh-boleh saja. Ketimbang kita membiarkan tubuh kita mengeluarkan aroma tidak enak yang bisa mendzalimi penciuman orang lain. 
Pilih mewangian yang tidak semerbak. Banyak kok sekarang pilihannya. Tapi, saran saya, jangan di pake ditempat keramaian yang dimana laki-laki dan perempuan berdesak-desakan. Misal pasar atau angkutan umum. Karena parfum yang beraroma lembut pun kadang masih bisa tercium dari jarak yang sangat dekat. Kalau tetap ingin memakainya, hindarilah tempat-tempat tersebut. 
Nah, itu tips-tips ringan dari saya. Jika ada tambahan, boleh ditulis di komentar. 
Selamat membaca dan tetaplah jadi muslimah cantik luar dalam. Ber'ilmu, beraqidah lurus, bertauhid, berakhlak baik, dan tentu saja bersih dan rapih. Tak ada yang sempurna, tapi kita punya kesempatan yang sama untuk terus berusaha menjadi kaaffah.


Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)