Draf yang menumpuk, project yang tak selesai-selesai

 


2016, saya mulai menggarap "Drama Bumi, Skenario Langit" yang awalnya berupa potongan-potongan cerita dari kisah beberapa teman yang akhirnya saya satukan. Mandek. Karena waktu itu takdir bergulir dan membuat saya berubah haluan ke majelis baru. Sehingga menceritakan kembali kisah teman-teman lama rasanya sudah tak berselera. 


Di tahun ini pula Allah takdirkan saya memulai ta'aruf. Yang dengannya saya memulai "Titian menuju Halal". Namun, lagi-lagi gagal. Karena hati ternyata tak menemui tambatan. Saya dan pak dokter tak berjodoh. Tapi, project tersebut bagi saya belum selesai. Karena kisah saya terus berlanjut. Diperkenalkan si anu si ini si itu. Hingga dipenghujung 2019, saya bahagia sekali. "Titian menuju Halal" hampir kelar meski baru mentah dalam bentuk jurnal harian, catatan ta'aruf yang saya tulis dan update setiap saat dari bulan Juli hingga November. Kegagalan inilah yang membuat saya berubah drastis. Terlalu menyakitkan. Teramat terluka. Hingga saya bahkan tak tahu apakah saya masih kuat memijaki bumi, menatap mentari diluar sana, atau memandangi hujan di balik jendela kaca. 


Dengan segala sakit yg tertoreh, patah hingga bangkit, layu kemudian tumbuh, semua saya muarakan syukur kepada Sang Pemilik Semesta. Alhamdulillah alaa kulli haal. Segala puji bagi-Nya yang telah memberi begitu banyak pelajaran hidup beriring hikmah. 

Project "Titian menuju Halal" belumlah usai. Saya masih ingin melanjutkan perjalanan ini. Dengan siapapun nantinya yang Allah ridhoi. 


Tahun 2018, pernah pula saya garap "the Journey of Love". Untuk project ini, hampir selesai. Kalau tidak salah ingat, sisa 3 bab menuju ending. Namun, kisahnya benar-benar fiksi. Meski beberapa tokohnya saya kaitkan dengan kehidupan pribadi saya. Meski fiktif, saya pribadi sangat menyukai ceritanya. Bahkan karakter-karakter tokohnya begitu kuat. Najmi dan Afif. Mereka dua tokoh yang visualnya masih tergambar jelas di benak saya. Inspirasi tokoh Afif di dunia nyata alhamdulilah sudah menikah. Beliau juga suka menulis. Anak universitas Islam Madinah. Idaman para akhwat. Haha. Nggak usah dibayangin jadi istrinya, jaaaaauuuuuh mbaknya. 


Dari kisah kegagalan, muncul project baru lagi. Yang sudah pernah saya bahas kemarin-kemarin "the life after wedding". Dan insya Allah untuk project ini saya akan kolaborasi dengan salah seorang sahabat Fillah. Namun, di tengah kesibukan saya mengurus rumah dan bapak, qadarullah saya baru menyelesaikan wawancara dengan satu orang narasumber. Padahal targetnya 10 orang. Project kali ini benar-benar saya buat secara real tanpa bumbu fiksi. Itulah makanya saya melakukan sesi wawancara kepada pihak terkait yang ingin dilibatkan dalam cerita.


Dan sebagaimana kebiasaan saya dari dulu, belum kelar yang satu muncul ide lain. Perihal status saya yang ditanggapi teman, akhirnya muncullah ide tentang "Bertahan". Sebuah project yang ingin saya persembahkan untuk siapapun diluar sana, yang akhirnya berhasil untuk bangkit setelah jatuh, tak menyerah pada takdir, dan tetap berprasangka baik akan ujian yang diberi oleh-Nya. Konsepnya sudah ada. Tinggal eksekusi. 

Semoga saya tidak malas dan tidak badmood. Hahaha. Mohon doanya, readers.

.

.

.

📷https://pin.it/4zVGSeC

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)