Kusebut Ia.. Kota Hidayah



KOTA HIDAYAH

Beberapa waktu lalu saya contact2kan dengan salah seorang saudari yang berada di seberang pulau. Kurang lebih dua jam kami berbicara, ngarol ngidul, bahas ini itu, yang penting dan yang kurang penting (hahaha). Tentu saja bukan pembahasan kami yang ingin saya tuangkan disini (itu ma rahasia), tapi tentang perasaan kami. Ya, perasaan rindu (eits, dilarang salah paham, saya normal kok). Rindu terhadap suatu tempat. Dimana pertemuan kami bermula. Menjalin ukhuwah atas dasar lillah, insya Allah. jika kampung halaman adalah destinasi rindu ketika kami di perantauan, maka tempat tersebut bagai oase di padang yang tandus. Saya ingin memberinya nama “Kota Hidayah”. Kenapa? Karena disanalah kerlap-kerlip cahaya hidayah itu memancar dan menerangi hati2 kami, anak perantauan.
            Pelbagai suku, ras, warna kulit, ada disana. dari setiap pelosok negeri berkumpul dengan asa Yang pasti, di sebuah kota yang menjadi Pusat ilmu pengetahuan di Indonesia Timur. Kami dipertemukan oleh takdir, bergabung dalam organisasi pendidikan dan dakwah, menyatu dalam satu tujuan “pemuda sebagai agen perubah”. Tentu bukan sekedar berorganisasi, namun ada ilmu disana, adab yang senantiasa dituntun, ukhuwah yang terus terjalin. Berfikir bersama, bekerja sama, sholat berjama’ah, makan berjama’ah, begadang berjama’ah (hehehe).
            Ia ibarat kota Madina bagi Rasulullah dan sahabat kaum muhajirin. Kota kedua yang sangat istimewa setelah Makkah Al Mukarramah. Mungkin sebab itu pula yah kota tersebut dapat julukan “serambi Madina”.
            Setiap sudut kampus, negeri maupun swasta terdapat wadah untuk menuntut ilmu syar’i. Dan tentu yang paling menarik adalah sunnah yang mulai dikenal di kota ini. Jadi jangan heran, ketika berkunjung disana, jilbab besar dan cadar yang dikenakan muslimahnya dan celana cingkrang serta jenggot bagi muslimnya, mulai tak asing lagi. Pakaian tersebut bukan lagi seragam anak pesantren atau ustadz/ah. Namun kita akan menemukannya hampir di setiap kampus, sekolah-sekolah umum, pasar, mall, mesjid, dll. Alhamdulillah. Meski begitu, yang namanya kebaikan ada saja rintangannya. Menjamurnya pakaian syar’i, lantas tak membuat orang-orang yang kurang menyukai sunnah diam begitu saja. Ada2 saja makar mereka. Contohnya nih, ada salah satu kampus swasta di kota tersebut melarang aktivitas kajian di mesjid kampus. Subhanallah! Bahkan sempat santer bahwa kampus tersebut tidak ingin menerima mahasiswa baru yang memakai cadar, padahal notabenenya kampus tesebut kampus islami loh. Semoga saja isu tersebut tidak benar yah.
            Kembali tentang rindu. Apa yah kira-kira yang membuat para pelajar yang telah menyelesaikan studi di kota Hidayah dan telah pulang ke kampung halaman masing-masing, merindukan lagi untuk kembali kesana? Kalau saya sendiri, banyak sekali yang saya rindukan. Majelis ilmunya, teman-teman yang sholihah, rumah kontrakan saya (hiks), teman-teman kampus, suasana kuliah, kulinernya, tempat wisatanya, dsb. kalian mungkin punya pendapat lain?! J
Yang jelasnya, saya sudah tidak sabar untuk kembali kesana. Insya Allah secepatnya. Soalnya lelah juga setiap nelfon sama orang sana ditanyain melulu “kapan balik kesini?” nanya yang lain kek, misal “kapan nikahnya?” wkwkwk.
Ah, sudahlah yah, jangan bahas topik yang itu. Bawaannya baper bela (hihihi). Nanti kapan-kapan saya nulis lagi khusus tentang itu. Insya Allah. :D
Harapan demi harapan bersemi, bersua lagi dengan akhwat sholihah, duduk bersama dalam lingkaran tarbiyah dan musyawarah, berfikir ideologis dan strategis untuk kemajuan islam, rihlah keberbagai tempat yang belum sempat di kunjungi (pengen banget ke malino, huaaa!), berkumpul dengan akhwat HM tercinta, berburu buku terbaru di bin Mahdin dan gramedia (sok banget, padahal belinya Cuma satu), dan terakhir deh, penutup tulisan ini, para akhwat yang ada dibelahan bumi mana pun, yang merindukan jua Kota Hidayah, insya Allah suatu saat kita kan berteriak lantang (dalam hati ajah yah),   
MAKASSAR, I’M BACK! (yang ekspresif mbak) :v


Ilalliqo’...!


26 Juli 2016
Di sudut bumi antah berantah
Afyif-DSA

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)