Sebuah Janji

Bismillah..

Derap langkah yg terkayuh, menjadi bukti, bahwa aku pernah melewati masa bersamamu. Singkat namun penuh makna. Saat kau menjadikan aku wanita spesial dlm hidupmu. Getaran suaramu pertama kali kudengar, mungkin saking gugupnya berbicara denganku pertama kali, meski hanya melalui telepon. Dan setelahnya, kau memarahiku akibat kau tak bisa tidur setelahnya. Kau bohong kan. Haha.
Lalu, terakhir kali percakapan kita lewat whatsapp, kau masih sempat menyuruhku tersenyum. Dan sekarang, kau dimana, ketika aku menangis, menangisi kepergianmu. Meski perlahan-lahan aku sadar, mustahil kau kembali, yg ada justru kau bersama orang lain. Dan jelas itu bukan aku. Kini  aku hanya butuh kau untuk meyakinkanku, bahwa aku hanya memperjuangkan perasaanku sendiri. Aku butuh kau, untuk mengatakan "berhenti menungguku" atau "perasaanku sudah tak sama" atau "aku sudah menemukan wanita yg lebih baik darimu". hanya itu. Setelahnya aku berjanji.. bukan berjanji berhenti mencintaimu. But i promise, i will never show up in your life.

Penghujung senja, 22 februari 2017

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)