my Sweety my Niqob



Bismillah..
Tulisannya ini bukan sebagai bentuk pembelaan kpd diri kami (yg masih perlu banyak belajar menjadi sholihah) ataupun membela siapa2. Hanya ingin agar fikiran kita sedikit terbuka ttg dakwah sunnah yg tdk sekaku yg kita bayangkan. Dan agar kita selalu mengedepankan prasangka baik kepada saudari2 kita. Tentang niqob. Pakaian mulia yg begitu kami cintai. Yg menjaga kami dari pandangan laki2 asing. Sebuah fenomena yg terjadi dikalangan saudari2 kami tercinta, bahwa mereka melepaskan kain penutup wajah tersebut di tempat tertentu (kampung halaman-red). Tentu Bukan untuk mempermainkan sunnah yg mulia tersebut, namun memang ada kondisi tertentu yg tdk memungkinkan memakainya. Seperti halnya yg terjadi pada diri kami. Saat itu hanya ada dua pilihan, tetap memakainya dan tidak balik ke rumah orangtua lagi. Atau melepasnya, itu berarti masih banyak kesempatan ut bertemu dengan orangtua, berdakwah, dan berbirrul walidaiyn (Bukankah hukum niqob masih jadi pertentangan dikalangan para ulama, wajib atau sunnah. Sedangkan birrul walidaiyn adalah kewajiban setiap muslim/muslimah kpd orangtuanya).  Jika ditanya, “segitu mudahnya anti melepaskannya?” atau tanggapan “anti sudah futur” ataukah “iman anti masih cetek” maka jawaban kami, tidak mudah ukhtiy.. sangat tidak mudah. Cukuplah diri kami yg tahu seberapa besar kesedihan kami atas tertanggalnya secarik kain tsb dari wajah kami, dan cukuplah Allah yg tahu dan menilai keimanan setiap hamba2-Nya. “kenapa tidak diperjuangkan?” masya Allah..wakafabillahi syahida..cukup Allah yg menjadi saksi. Kami sudah melalui berbagai rintangan ut mempertahankannya(meski itu begitu kecil jika dibandingkan dengan perjuangan saudari2 kami dibelahan bumi lain dalam mempertahankan hijab), rela dikata ninja, teroris, dipandang aneh di fakultas (karena hanya kami yg memakainya disana), bahkan ketika wisuda sarjana kami disuruh membukanya di depan ibu rektor.
Ukhtiy..sekali lagi berpsangka baiklah. Tdk setiap sisi kehidupan orang lain yg kita lihat seperti itu adanya. Jika hari ini anti diberi kesempatan untuk menggunakannya, alhamdulillah. Bersyukurlah kepada Allah. dan istiqomahlah. Serta do’a2kan saudari2 kita yg lain ut tetap istiqomah.
Beberapa waktu lalu ada tulisan ust. Raehanul Bahraen, seorang penulis dan juga dokter. Beliau menuliskan tentang niqob, dan sempat kami share, antunna bisa membacanya untuk menambah wawasan dan tsaqofah kita tentang niqob itu sendiri.
Setiap masalah harus ditanggapai dengan bijak, tidak menvonis, bahkan menjudge. Nasihati kami jika salah dg nasihat yg bilhikmah. Syukran wa jazakumullahu khairan. Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah-Nya untuk menetapi kebaikan dan menetapi kesabaran. Allahumma aamiin.
Catatan muslimah yg masih faqiir ‘ilmu

ditulis pertengahan tahun 2016. ketika hijrah penuh tantangan.
‘Afiyfah chairunnisaa

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)