Cerita di Rumah Sakit


Tetapi itulah perempuan, dia kerapkali sampai membunuh orang dg perbuatannya yang tidak tersengaja.
_Tenggelamnya kapal van der Wijck_
***
Suatu waktu, ketika menjenguk  salah seorang teman di Rumak Sakit, Ibunya bercerita bahwa salah seorang pasien di RS tersebut mengiris pergelangan tangannya. Ibu teman saya ini bertanya ke orang yang menemani pasien tsb. Di RS "kenapa?" Jawab teman si pasien "diputusin pacarnya, Bu". Seketika tawa kami membahana di kamar rawat inap hari itu setelah mendengar kisah tersebut. Gak baik memang, tertawa diatas penderitaan orang lain. Cuman mau gimana, auto ngakak aja ketika secemen itu orang tersebut sampai mau bunuh diri gara-gara di putusin pacarnya. Oh ya, kalian harus tahu, pasien ini adalah laki-laki. Catat LAKI-LAKI, guys. *Fyuh.
Seperti itulah jadinya jika kita tidak ridho terhadap takdir. Padahal keyakinan terhadap takdir ini masuk rukun iman 'kan?!
Semoga kalian, kalian, dan kalian, gak akan berbuat seperti kasus diatas, hanya karena patah hati, ditinggal pergi, ditinggal nikah, ditinggal mati, dan berbagai kesedihan serta musibah yang lain. Kita memohon kepada-Nya agar senantiasa menjadi hamba yang ridho atas apa pun yang telah digariskan untuk kita.
Oh ya, tambahan, kalau gak mau patah hati jangan main2 sama hati diluar status pernikahan. Saya gak mau nyebut "pacaran". Karena itu sudah gak berlaku di jaman ini. Kata di tanda petik itu sekedar label dan status. Apa pun namanya, kalau sudah melibatkan dua hati, interaksi dua lawan jenis di luar koridor syariat, maka ini gak boleh, guys.
Saya bukan sok suci. Karena nasihat ini buat mendamprat saya sebelum menampol kalian semua.
Oke. Segitu saja.
Selamat berehat.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"