Dunia (Sajak)



Dunia menari-nari di pelupuk mataku
Merayuku dengan segala keindahan dan kemegahannya...
Usiaku makin bertambah, tak ada lelaki yang mendekatiku...
Aku takut jadi perawan tua,
Kutatap cermin,
Disana pantulan gadis yang begitu polos tanpa riasan, jilbab gelap  menutupi tubuh,
Tak ada yang menarik...
Siapa yang mau denganku?

Dunia kembali datang merayuku,
Wujudnya berupa pundi-pundi emas dan perak berlimpah,
Aku bisa membeli segala kesenangan dengannya,
Tapi dia datang dengan syarat,
Kuharus pangkas mahkotaku yg menjulur biar tak jadi hambatan jabatan...

Dunia semakin kucintai,
Dia berikan segalanya untukku...
Aku semakin dekat dengannya, sulit untuk meninggalkannya meski sesaat.

Aku sudah tak punya waktu duduk menimbah 'ilmu, mendengar satu dua patah kalimat hikmah dari sang 'aalim...
Waktuku menjadi sempit karena segalanya keberikan untuk dunia yg kucintai...
Kupandangi pantulan wajah dari cermin,
Disana ada gadis jelita,
Dengan kemolekan dan kehalusan wajah,
Bersinar karena perawatan emas,
Gaunnya indah penuh warna...

Coba tengok kedalam hatinya,
Sesak, sesal, dan gulana karena cahaya iman redup,
Tak sadar bahwa bahagia datang bukan dari apa yg ia kejar belakangan ini,
Ia lagi-lagi takut,
Bukan takut jadi perawan tua,
Takut kalau ajal menjemputnya dalam keadaan futur dan keimanan yg hampir sudah tak menyala...

Makassar, 8 Maret 2019

***
Yaa muqallibal qullub tsabbit qalbi Alaa diinik...
Tulisan pengingat diri, semoga kita terjaga dalam keistiqomahan sampai mati. Jangan gadai aqidah dan syariat demi dunia yg hina.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)