Letakkan Pena

Kenapa tak Lagi Menulis?

Note :
Ini bukan tentang tulisan di blog. Tapi tulisan diberbagai media sosial. Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
.
.
.

Tadi pagi, salah seorang teman bertanya, "kok, tulisan kamu tentang yang terjadi sekarang nggak muncul-muncul? Di FB atau di WA? Padahal saya tunggu2 biar bisa diskrinsyut". Haha. Dasar tukang copas. Awas, kalau nggak cantumkan sumbernya. Kena pasal plagiat, loh.

Yang berteman lama dengan saya di medsos, pasti tahu bagaimana saya. Tulisan yang terkadang kontroversial menurut sekelompok orang tak bisa saya tahan. Mengeluarkan opini lewat kata-kata itu, memang sudah jadi karakter yang melekat pada diri saya sejak dulu.

Namun, berbulan-bulan lamanya saya tak mengapdate tulisan lagi. Berbagai hal yang menjadi alasan. Pertama, dunia sosmed penuh fitnah. Kita kesulitan memilah informasi yang masuk ke beranda. Profilnya bisa saja terlihat semanhaj dengan kita, tapi nyatanya dia adalah serigala berbulu domba. Banyak lisan-lisan yang tak beradab sambil menenteng dalil dan berjubah pemuka agama. Debat tak ada ujung pangkal. Setiap saat ada saja yang di viralkan. Capek liatnya.
Kedua, urusan pekerjaan benar-benar menguras waktu, tenaga, dan fikiran. Bersosmed menjadi list terakhir jika saya ingin merefresh otak dari kepenatan. Bukannya hilangin pusing malah tambah pusing habis buka Facebook. Mending tidooor!
Ketiga, saya ingin belajar menahan jempol yang suka nari-nari ini kalau dipancing-pancing. Haha. Auto pengen nyinyir atau update status kalau lihat postingan orang yang gak sependapat. Tahaan, tahaaan. Keep calm, girl.

Sebenarnya, kasus yang sekarang marak itu, yang katanya jihad, bawa-bawa agama, yg katanya didzholimi, BLA BLA BLA, huuuu, tangan udah gatal pengen ngebacot kayak netizen lain. Wkwk.

Karena gak bisa ngebacot di tempat lain, saya ngebacotnya lewat chit chat aja dengan salah seorang teman. Disini kehitung ngebacot juga, nggak?! Haha

Oke, sebelum closing, saya cuman mau bilang :
#22 Mei 2019 bukan perang badar atau disamakan dengan perang badar.
#Ahlussunnah taat kepada pemimpin meski pun didzholimi bukan malah banyak bacot di sosmed.
#Berkata baik atau diam.
#Pray for Indonesia.

Akhir kata, semoga negeri kita tetap aman sentosa. Kita tetap merdeka sebagai seorang muslim sebagaimana yg sudah2.
.
.
.
Selipan :
(Sedih akutuuh, liat teman-teman yg dulu, pemahamannya jadi kayak sekarang. Pengen juga mereka sadar, bahwa yang bercokol di fikiran mereka itu salah. Andai hidayah bisa dibagi-bagi. Huhu).
.
.
.
Okee, segini dulu ya, guys. Jangan lupa berdo'a untuk negeri ini.
Bye!



Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)