persembahan buat jomblo (nikah nggak mudah)

Bismillah

Nikah bukan hal yg mudah. Tdk segampang yg di lontarkan para netizen yg ngebet  mengakhiri masa lajang. Oops. Beneran deh. Butuh perjuangan yg berat. Harus melalui proses ini dan itu. Pantas banyak yg ngejomblo yah. Wkwk. Padahal kalau dipikir2 nikah itu sunnah loh, tapi kok dipersulit. Dan bukankah disana bisa jadi ladang perjuangan. Aahh.. saya kok kurang sepaham yah dg mereka2 yg memisahkan antara nilai perjuangan dg pernikahan? Bukankah pahala yg qt dpat setelah menikah jauh lebih besar?! Apatah lagi dizaman fitnah seperti ini. Pernikahan bkn lagi keinginan, namun sebuah kebutuhan. (Yup, keluarkan semua uneg2). Ini bukan sekedar curcol jombloan, tapi muhasabah ut kita semua. Untuk yg udah merasa siap nikah, udah bener nggak tuh niatnya. Coba tanya diri anda, buat apa sy nikah? Kenapa pengen nikah dlm waktu dekat ini? Trus klo Allah belum kasi juga sesuai target yg ditentukan, mau ngapain selanjutnya? Nah, jawab sendiri yah. Dari jawaban tersebut anda sudah bisa tahu untuk apa anda menikah. Karena ortukah? Karena liat teman pada nikah? Atau karena Allah?
Terus, buat para ortu.. kenapa sih demennya cari calon mantu yg perfect banget, dan lagi bersifat duniawi. Yang mapanlah, yang tampanlah, yang punya jabatan tinggilah, yang keturunan darah birulah. Ckckck. *tepok jidat.
bukankah yang paling utama yang baik agamanya?! Kalau kriteria dunia tsb terpenuhi, namun agamanya nggak bagus, sama ajah di kali nol. Terus ditambah lagi ortunya perempuan yang maunya panaik (uang nikah) plus mahar yang tinggi. Tahukah anda wahai para orangtua, pesta meriah, tingginya mahar, tidak menjamin keberkahan pernikahan anak2 kalian. Justru pernikahan yang diawali dengan kebaikan2 kebaikan, walimah yg sesuai koridor syariat, itulah yang akan mendatangkan keberkahan, dan tentunya keberkahan ini berbeda dengan sekedar "bahagia". Mau tahu bedanya? Silahkan baca buku ustadz salim A. fillah Lapis-Lapis Keberkahan. *ini bukan promo.

Nah sekarang buat para mak comblang.. ustadzah, guru, murabbiyah, teman, atau lembaga pernikahan.. menikah kan itu menyempurnakan separuh agama, berarti ibadahkan yah?! Tapi kok saya rasa -mungkin perasaan saya saja sebagai jomblo- para2 mak comblang ini justru mempersulit. Apatah lagi dengan dalih masih mengemban amanah dakwah atau mau fokus dakwah dulu. Memang orang yang sudah nikah tidak bisa dakwah, gitu?! Di zaman Rasulullah saja, para sahabat itu banyak yg nikah muda. Coba tengok zaman kita. Zaman yang banyak fitnah, kalau nggak nikah yah.. pacaran atau modus taarruf (pacaran terselubung). Nggak semua sih, tapi banyak. Itu sudah menjadi rahasia umum. memang, ada beberapa aktivis yang setelah nikah tidak aktif lagi di lembaga, namun bukan berarti mereka tidak berjuangkan?! Mendidik anak2 menjadi generasi Rabbani itu juga perjuangan besar.
Kemudian, dengan menyatukan dua orang insan, yg punya satu visi dan misi memperjuangkan agama Allah, maka sama dengan menyatukan dua kekuatan besar. Belum lagi kalau mereka dikaruniakan Allah keturunan yang banyak yang sholih dan sholihah insya Allah, membuat bangga Rasulullah di akhirat akan ummatnya yang banyak. Masya Allah banget kan. Kayak para ummahat di palestina, yang senantiasa melahirkan pejuang-pejuang agama Allah.
Oleh karenanya, para mak comblang harusnya menyambut baik dan memberi fasilitas yang memadai, jangan di kacangin -ini bukan pengalaman saya- kasihan mereka yang sudah terjerat fitnah, tapi ditahan2 buat nikah.
Aaduuhh..ini beneran bukan 100% pengalaman pribadi atau curcolan hati saya, namun melihat fenomena saat ini di depan mata saya.
Tulisan ini saya persembahkan untuk para jomblo, yah itung-itung sebelum saya pulkam, ada jejak yang tertinggal. Do'ain saya semoga istiqomah di kampung halaman, bisa berjuang mensyiarkan agama Allah disana kepada keluarga dan masyarakat, dan siapa tahu ada pangeran hati yang akan datang menemani perjuangan. 😭 Harapan terakhir melambung tinggi. 😁
Sekian.. tidak untuk di share yah. Hanya bisa di baca di blog pribadi saya. Semoga bermanfaat dan jangan BAPER. 😜 😊
salam ukhuwah mblo.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"