Masakan Micin #opini



Beberapa hari yang lalu, ipar saya mentraktir seporsi mie ayam. Yang katanya "mie ayam paling enak" di wilayah kami.
Setelah mencicipi, hmm... Enak sih, tapi ada rasa yang tertinggal di tenggorokan, dan saya bisa rasakan makanan tersebut kebanyakan Micin. (Ini bukan judge, ya. Coba aja deh kalau masak kasih Micin banyak, after taste nya bakal ada yang nge-ganjal di tenggorokan).
Entah kenapa, di mindset beberapa orang, banyak Micin itu bikin enak. Justru saya pikir malah bikin eneg. Saya bukan haters Micin. Karena makanan yang mengandung Micin kayak Indomie, snack-snack yang gurih, saya masih makan dan dinikmati. Karena menurut saya Micinnya sesuai standar keamanan pangan (begitu dulu yang saya pelajari sewaktu SMK). Tapi, jika masakan yang overdosis Micin, biar makin enak "katanya", itu nggak sih buat saya.

Pernah pula, di rumah diadakan acara, dan saya menemani ibu-ibu tetangga untuk masak-masak. Subhanallah, mereka masak sayur pake Micin dan ditambah lagi dengan bubuk kaldu (yang sudah mengandung MSG). Beuh otomatis bikin gatal-gatal. Baru ngebayangin ajah udah bikin garuk - garuk. Wkwk. Yah, saya alergi dengan Micin (yang berlebihan). MSG/Micin yang memang benar - benar MSG tok, sedikit saja masuk ke perut akan beraksi pada kulit saya. Pun dengan bubuk kaldu ayam yang mengandung MSG. Pemakaian berlebihan akan membuat alergi saya kumat.

4 tahun saya kuliah dan ngekost, selama itu pula nggak ada Micin di dapur saya. Kecuali beli makanan di luar.

Menurut saya pribadi, masakan enak itu nggak mesti harus banyak Micin. Asal pengolahannya tepat, insya Allah enak. Memakai bumbu yang banyak juga bukan solusi agar masakan lezat. Ibu -rahimahallah- saat memasak nggak pake macam-macam bumbu. Bahkan dan seringnya bawangnya cuman  sebiji. rasanya jangan ditanya. Enak banget, nggak sampe mo meninggal juga ya. Namun soal bumbu kembali ke selera masing - masing sih.

Untuk masakan/makanan yang saya jual, seminimal mungkin saya kurangi penggunaan Micin. Makanan Frozen yang launching 2 bulan lalu tidak saya beri Micin, meski masih mengandung MSG dalam jumlah yang sedikit. Pun untuk di rumah makan, ketika saya yang memasak, micin/kaldu bubuk sangat sedikit saya gunakan. Kecuali jika kakak/ipar saya yang turun tangan. Jadi, kalau ada teman - teman yang pernah mampir atau mungkin pesan online, terus masakan/makanannya terasa banget micinnya, ketahuilah bukan saya  yang masak. Haha.

Sebenarnya Micin itu nggak berbahaya atau bikin bodoh sebagaimana mitos yang berkembang. Sampai - sampai ada yang mengharamkannya. Subhanallah (jangan sampai kita termasuk dalam golongan mengharamkan apa yang Allah halalkan) Padahal bahan - bahan yang digunakan adalah bahan - bahan yang halal. Asalkan penggunaannya tidak berlebihan maka itu boleh - boleh saja.

Bukan hanya Micin, segala sesuatu yang berlebihan itu nggak akan baik untuk kesehatan tubuh dan hati. Termasuk cinta yang berlebihan untuk si dia. *Eh.
Maaf, gagal fokus diakhir kata.

Selamat menikmati hari - hari ( bersama pandemi). Jangan lupa makan makanan sehat, ya.
Byee.
.
.
.
📷 https://pin.it/72wuw3c

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)