Antara Hidupmu dan Hidupku


Hidupmu belum tentu lebih baik dariku
Dan hidupku belum tentu lebih baik darimu.
Meski kita orang yang berbeda tapi kita punya persamaan, sama-sama punya masalah. Sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, meski aku dan kamu seringnya bersembunyi dalam cangkang kamuflase. 

Aku bahagia dengan apa yang aku miliki sekarang. Padahal aku tidak punya apa yang kamu punya.
Kamu mungkin merasa lebih beruntung dari pada aku, karena memiliki apa yang tidak aku punya.
So simple, that happiness is not absolute. 
Aku punya cara untuk bahagia, pun kamu. 

 Beberapa orang ingin menjadi aku, dan beberapa orang ingin menjadi kamu. Kenapa? Karena mereka tidak tahu hakikatnya, bahwa Sang Penguasa sudah beri kita porsi masing-masing. Aku jadi kamu, belum tentu aku bahagia. Kamu jadi aku, juga demikian. 

Jangan mengucilkan. Jangan merendahkan. Apalagi memandang sesuatu hanya lewat kacamata sendiri. Banyak pasang mata di dunia ini. Hidup jangan sekaku itu. 

Jangan melangit. Kemudian memandang hina ke bumi yang kamu sendiri masih pijaki. Diatas langit masih ada lagi langit.

 Berlari jangan terlalu kencang. Nanti cepat lelah. Bahkan bisa pingsan. Berjalan saja, atau jika kamu bersegera, berlari kecil saja. Jangan juga berjalan santai. Hidup harus ada tujuan. Dan kamu pasti ingin sampai kesana secepat mungkin. 

Bijaksana perlu, tapi jangan pula terlalu lugu.
 Hidup terkadang harus pakai logika. Bukan perasaan.

Antara hidupmu dan hidupku punya jalan cerita berbeda. Kita hanya perlu jalani masing-masing. Tak saling mengusik, apalagi mencederai hati. 
Mari kita berbahagia dengan apa yang kita punya sekarang. Caranya? 
Bersyukur. 
.
.
.
📷 https://pin.it/5m3tfeijlccxlg

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"