Selembar Kenangan di Buku Harian



Tanpa sengaja, buku tebal itu kutemukan di lemari bagian bawah, tertumpuk bersama buku-buku yang tak terbaca.
Didalamnya ada lipatan kecil surat-surat yang tak terkirim. Kenangan ku merambat jauh ke belakang. Tentang seseorang yang ternyata begitu kuharapkan dahulu. Seseorang dengan segala kesempurnaannya -setidaknya begitu menurutku saat itu-.

Waktu berputar. Dan takdir telah tertulis. Bahwa aku dan dia sekadar persinggahan. Perasaan itu tak kekal. Aku sudah merelakannya jauh sebelum ia mengucapkan ijab kabul di depan seorang Ayah (yang bukan Ayahku).

Penerimaan yang sempurna, ketika kita masih bisa tersenyum mengingat segalanya. Mengenang saat-saat berbunganya hati walau sekedar dapat jempol di status yang bertuliskan puisi cinta. 

Kata-katanya sebelum semua berakhir masih melekat, katanya "jika memang berjodoh, pasti akan ketemu". Dan akhirnya, kami tak pernah bertemu. Sekali pun.

Terima kasih sudah menciptakan kenangan manis di masa lalu. Semoga dirimu segera bisa rujuk ke manhaj yang benar. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)