Belum Amnesia


Aku masih ingat betul pada suatu perjalanan itu. Ketika hatiku begitu syahdu dan dengan rasa yang tak terdefinisikan. Sambil mengenang sosokmu yang akan menjadi pendampingku kelak. Diatas roda empat yang melaju, angin yang menderu, dan hatiku yang berdesir lirih, "aku menujumu." 

Semua angan - angan indah tentang kebahagiaan menari di pelupuk mataku. Kita akan menua bersama. Mendidik anak - anak bersama. Ah, bagaimana kiranya rupa mereka, kopian antara aku dan kamu. Bagaimana esok hari kita jalani pagi hingga malam. Berbagi cerita kehidupan dan perjalanan. Semua tentang mimpi kebahagiaan. 
Esok hari, berubah segalanya. Sirna kebahagiaanku. Hanya suara penyesalanmu yang terngiang - ngiang. Dan kau tak jua pernah meminta maaf. 
Kak, aku masih belum lupa ingatan akan tentangmu. 
Kenapa kau harus berperan sebagai Rangga yang jahat. Padahal kita tidak sedang main di AADC2. 
Kak, aku belum lagi amnesia. 
Dan aku belum sembuh dari luka yang kau torehkan. Adakah obat untuk penyakitku ini?
.
.
.
📷 https://pin.it/VaRCVu6
https://pin.it/4txH5cr

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)