Mendengar Puisi (Senja yang Hilang)



Kembali melow diiringi memori - memori lalu. Sembarinya mendengar beberapa puisi dari channel Rhia Lestari diantaranya "senja yang hilang", "untuk hari yang patah", dan "tentang kepergianmu". Dibawah ini saya tuliskan puisi - puisi tersebut, biar kita bisa sama - sama ambyar, guys.
Senja yang Hilang
Ditulis oleh : Jumadin Baha, Fadilah Puspita, Delia Oktaviani Fazira, Usni Agustiani, Suci Mardatillah, Sara Nirmala
Aku pernah bahagia karena mencintai
Tapi mungkin cintaku keliru pada orang yang salah.
Aku pernah peduli tapi aku diabaikan
Aku pernah tulus tapi tak dipedulikan
Aku pernah setia tapi dikecewakan
Bahkan aku tidak pernah menuntut ini itu
Tapi aku dilukai
Aku pernah merencanakan hal - hal yang ingin kulalui dengan seseorang yang kucintai suatu hari nanti, namun Tuhan berkehendak lain.
Disaat aku mencoba mempercayai apa yang dia katakan, Tuhan membuat ia pergi dari hidupku.
Bahkan jauh dimana saat rencana itu belum tertuntaskan.
Aku sudah salah mendefinisikan bahwa dia adalah segalanya
Aku manusia biasa punya salah dan khilaf
Hatiku terkadang juga lelah
Semangatku terkadang turun
Dan pada akhirnya aku menyerah
Aku mencoba untuk menikmati luka dan air mata yang menetes dengan rasa syukur dan ikhlas
Aku mencoba bersyukur jika perpisahan ini mungkin yang terbaik
Aku mencoba ikhlas karena sadar bila memaksakan pafa akhirnya akan mendapat luka yang dalam dan semakin membekas.
Luka ini cukup
Air mata ini cukup
Aku berterima kasih untuk kisah singkat yang indah meski menjadi lalu sekarang.
Jika memang bukan dia yang terbaik untukku maka aku akan mencoba untuk mengikhlaskan.
Semua perlu waktu, waktu untuk merelakan perjuangan dan waktu untuk meyakinkan bahwa ada terang setelah gelap.
Untuk seseorang yang telah menghancurkan semesta ku, selamat, kau berhasil. Dan semoga engkau bahagia dengan pilihanmu yang baru.
Tentang Kepergianmu
Ditulis oleh : Yusuf Hamdhani
Tentang Kepergianmu adalah sesuatu yang pernah membuatku merasa tidak pantas untuk dicintai
Tepat ketika kau memilih pergi Meski aku sudah berusaha dengan baik menjadi seseorang yang pantas untuk dicintai.
Entahlah, mungkin Kepergianmu waktu itu membuatku sulit untuk percaya diri lagi
Dan memercayakan hatiku pada seseorang yang menaruh hatinya untuk bisa dipercaya seutuhnya.
Perasaan kecewa adalah satu - satunya alasan yang membuatku merasa lebih baik memilih untuk sendiri
Menghindari patah hati berulang kali
Karena percuma berpindah singgah ketika hati masih belum pulih seutuhnya.
Semua orang mungkin akan berusaha melawan rasa kesepian dengan menemukan hati yang baru untuk disinggahi
Tanpa mereka sadari berpindah singgah ketika hati tak bisa berpindah seutuhnya hanya sebuah ambisi ingin segera menemukan bahagia.
Padahal tidak semua berpindah singgah akan membuat patah sebelumnya sembuh dengan mudah.
Padahal tidak semua orang yang kita terima sebagai pengganti  mampu untuk mengganti posisinya.
Bagiku sebaiknya hati yang pernah terluka lebih baik memilih sendiri tanpa terburu - buru berpindah hanya untuk menghapus rasa kesepian semata.
Aku tetap menghargai Kepergianmu karena memang tak ada paksaan untukmu tetap menetap di hatiku selamanya.
Kamu berhak bahagia dengan jalan hidupmu sendiri.
Kamu berhak bahagia dengan hati yang tepat.
Setelah membuat hatiku patah, aku tak bisa menjadi seseorang yang memikirkan kebahagiaanku sendiri hanya karena tak ingin kamu pergi
Karena bersama perlu dua hati yang saling mencintai, bukan yang saling memaksakan diri untuk bertahan....

Masih panjang, dan saya sudah lelah mengetik. Bahkan  Untuk Hari yang Patah yang sudah ditulis tangan juga belum diketik.

Jadi gimana, Puisi manakah yang paling cocok dengan suasana hatimu sekarang ini?
.
.
.
📷 https://pin.it/6p2KOZB

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)