Kumpulan Rindu untuk Hari ini


Saya rindu masa kecil bersama Ibu. Rindu kehidupan sederhana kami di bakke, di kayu cella, di kebun coklat. (Nggak mau cerita banyak soal ini. Lagi nggak pengen nangis soalnya).

Saya rindu masa - masa SMP yang penuh keceriaan. Geng kepompong, si doi yang duduk dibagian belakang, dan Ibu Uni si guru matematika kesayangan, kegiatan ekstrakurikuler, nongkrong di lab sama teman - teman sampai lempar-lemparan tegel.

Saya rindu masa SMK yang penuh kesibukan. Rindu Ibu Nur, Ibu plestina, mata pelajaran THP, matematika, dan kimia, praktek di lab, nongkrong di perpus, masak-masak sampai jualan mie siram di kelas. 

Saya rindu Kendari. Teman-teman PRAKERIN dan karyawan disana, suasana asrama karyawan, hampir setiap hari makan sayur sawi hasil panen Ibu bapak disana, mas Asep si tetangga yang suka nongkrong depan asrama, air terjun nanga-nanga, perjalanan menyeberangi lautan dengan kapal, si Elis yang suka temani ngobrol ketika yang lain pada lending dengan gebetan dan pacar (pernah kasih jaket segala karena baju basah habis berenang di laut, berasa kayak FTV di jaman itu. Hahaha).

Rindu masa-masa perkuliahan. Kegiatan di LDK, tempat KKN, urus tugas, KRS, wisuda, sulast yang tidak pernah absen buat temani kemana saja urus ini-itu, makan somay dan gorengan di lantai 4 dekat WC, nongkrong di meskam pas jam istirahat dengan geng akhwat Al azzaam, ribut di musyawarah dengan ikhwah AK, bicara lewat hijab sebagai ketua waktu itu, nangis-nangis di LPJ depan para tetua dan adik-adik junior, di cariin sampe ke kontrakan sama ketua karena hilang-hilang terus, bawa somay dan makanan lain ke fakultas buat nyari dana, keliling sama hijjah di racing buat nyari sekret, musyawarah dan menyiapkan kegiatan sampai tengah malam, bikin brownies bareng kak Rahmah dan Sukma sampai subuh, ngitungin duit setiap hari karena jadi bendahara 2 periode.

Rindu masa-masa di HM. Zul, Ita, Jannah, Yuyun, Hijjah, Aisyah. Nongkrong di kamar depan ngomongin si ikhwah penulis buku, dorong-dorongan pada saat mau sholat berjama'ah karena tidak ada yang mau jadi imam, ngumpul di dapur masak sambil merenungi hidup (besok makan apa kita), dari make -up2an sampai saling mijit saking gabutnya malam-malam, nonton drama Malaysia Mr. Arrogant bareng - bareng di kamar sampai lupa waktu (sampai sekarang mertua salah seorang dari penghuni HM dipanggil Datin. Wkwkwk), nyari uang dengan buka usaha catering, subuh-subuh ke pasar terong belanja, siangnya para penghuni HM makan sisa bumbu ayam palekko (ya Allah, mau nangis ingat ini), beras habis dan cuma tersisa kerak nasi di rice cooker terus di goreng dan kita makan lagi sama-sama (ini jauh bikin sedih), ke wisuda didampingi mbak Jul karena tidak ada keluarga yang datang, dikasih suprise oleh adik-adik mudarrisah, saking sayangnya mereka saya dianterin pas mau pulang kampung bawa koper besar naik motor. HM jadi tempat curhat anak-anak ekonomi. Jamilah membawa berbagai macam cerita ke HM waktu itu. Dari cerita si mas jojo, one, dan si kakak beradik. Hahaha.

Rindu masa-masa waktu di Bekasi. Rindu sama karyawan RI (Siti, mbak Tika, Agus yang selalu bikin ketawa), rindu makan bebek goreng pake sambel mentah waktu pertama kali tiba di kantor, makan bubur atau lontong sayur setiap pagi, beli tahu bulat yang lewat depan kantor, pagi - pagi sekali berangkat (sampai sekarang kalau mandi subuh langsung ngerasa kayak di Bekasi), nyobain jengkol yang ternyata nggak enak, Hijjah yang hampir muntah setiap selesai makan karena tidak cocok sama masakan Jawa, pak Icuk dan pak munawwar yang selalu mendampingi (wkwkwk), pergi ke Bandung dan keliling Jakarta dengan Ibu Sri, diajak makan di warung Sunda sama pak direktur, laporan terus ke dokter Anwar karena pengen pulang segera ke Makassar. Hahaha

Ini kumpulan rinduku hari ini. 
.
.
.
📷https://pin.it/6BOjp46

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)