Penerimaan Diri

 



Setelah kemarin sempat stress berat, akhirnya sekarang sampai di titik kesadaran "okee, saatnya aku pasrah dan menerima kenyataan". 
Berdamai dengan diri itu penting, sih. Menerima segala kekurangan kita, membuat kita jauh lebih enjoy dan nggak overthinking. Karena terkadang kita itu pusing atas sebab - sebab yang sebenarnya kita nggak bisa ubah atau susah untuk diubah. Misal nih, ya, perempuan mengalami kenaikan berat badan sekilo saja sudah kepikiran banget (aku justru sebaliknya. Karena susah naik jadi turun sekilo saja sudah sedih banget). Atau kalau lagi beruntusan di wajah, breakout parah, bahkan numbuh jerawat sebiji saja sudah bikin pusing. Tapi tiap orang beda - beda, sih. Ada yang malah nggak pusing sama hal beginian. Nah, itu bagus. Berarti dia sudah mampu menerima diri apa adanya. Namun, penerimaan disini jangan sampai juga bikin kita jadi malas dan cuek terhadap diri sendiri. Seimbang dan bersikap pertengahanlah dalam menyikapi hal. Nggak meremehkan, nggak memaksakan.

Aku mau cerita, jadi wajahku tuh sekarang jadi breakout parah. Dan aku yakin bukan karena skincare. Soalnya aku nggak suka Gonta ganti. Aku pake yang itu itu saja. Kemungkinan dari pola makan, pola tidur, dan pikiran, sih. Lucunya, breakout parah yang bikin kesel ini alhamdulillahnya cuman numbuh di bagian dagu dan dahi (semoga nggak menjalar ke bagian lain. Huhu). Parah banget. Perih dan gatal. Aku pernah ngalamin ini 6 tahun yang lalu pas di tempat KKN. Kalau dulu penyebabnya karena pernah pake skincare Abal - abal yang mengandung merkuri. Pas berhenti pake wajah berubah jadi zombie (canda zombie). Bercermin saja rasanya ogah. Takut liat muka sendiri. Wkwk. Atas izin Allah, akhirnya sembuh dan meninggalkan jejak - jejak mantan yang tidak indah sama sekali. Bhaha.

Balik lagi ke pembahasan awal, mengenai penerimaan diri. Jadi, sekarang aku sudah berniat untuk tidak overthinking. Berusaha menghidupkan aura positif dalam diriku. Dan apapun yang terjadi kedepannya akan aku hadapi dengan lapang dada. Aku akan membuka hatiku seluas mungkin, menerima segala kekurangan diriku, yang tidak mampu untuk ini, tidak bisa untuk itu. Semoga bisa, ya.

Catatan kecil : diriku, kamu hanyalah manusia biasa. Sesekali jatuh tak apa, sesekali tak mampu berbuat juga tidak apa - apa. Karena kamu memang bukan malaikat. Juga bukan nabi. Kamu hanyalah secuil manusia di bumi yang punya banyak kekurangan dibalik kelebihan yang telah Allah anugerahkan padamu. So, keep fighting! Beranilah menghadapi kekuranganmu.
.
.
.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)