Bertahan atau Mundur?


Tentang segala idealismeku, sikapku yang perfeksionis, dan kesempurnaan yang ingin kumiliki dan kuimpikan dalam hidup, membuatku jadi tak bisa qonaah menerima hal-hal yang biasa dan wajar. 

Benarkah yang kulakukan selama ini? Dengan segala sikap keras kepalaku, yang membuat orang-orang di sekelilingku akhirnya memilih pergi ketimbang bertahan. 

Sekarang, di usia yang rentan, tembok egoisme itu ingin kuruntuhkan saja. Tapi aku juga takut, khawatir tak mampu bertahan diluar sana. Di dunia yang begitu luas dan terbuka.

Rabbiy, kembali kudiperhadapkan pada pilihan yang sulit. Bertahan untuk diri sendiri atau mundur untuk sebuah masa depan?

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"