Bumi berduka (2020) - sesajak tangis dan do'a



Wabah meluas,
Ratusan terinfeksi,
Puluhan meninggal dalam masa 21 hari.
Negeriku berduka...

Foto - foto paramedis dengan pakaian "perangnya",
Pesan - pesan para dokter di sosial media merebak, 
Kalimat - kalimat dukungan para netizen untuk mereka,
Para donatur menggalang dana semakin banyak,
Semua itu membuatku terenyuh.
Disaat seperti ternyata kita masih saling mencintai, saling membutuhkan.

Aku hanya mampu mengucurkan air mata di kamar.
Berusaha menikmati social distencing yang sudah berlangsung sepekan.

Melangit do'a untuk mereka yang sedang berjuang, berjuang melawan sakit, berjuang menyembuhkan si sakit, berjuang membantu yang di rumah sakit, semoga kita segera "pulih". Dan normal sebelum ramadhan tiba nanti. 

Allah beri kita uji sebagai pengingat diri agar tak lagi lalai, tersadar bahwa kita ini kecil, Dia-lah yang Maha besar dan Maha Kuasa, dan bahwasanya tetap meneguhkan yakin, pertolongan-Nya akan segera tiba, tak ada yang tak mungkin bagi-Nya.

Ditulis 23 Maret 2020,
di salah satu kota zona merah
.
.
.
📷 https://pin.it/4jFHTvM

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"