Destinasi di Kota Bunga-Malino



Finally, hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Setelah satu semester berceloteh, marah-marah hingga naik darah, terngakak dan terngikik karena tingkah lucu anak-anak. 
Sudah lama kami merencanakan ingin liburan. Mulai dari wacana ingin ke Samalona, ke Bantimurung, ke rammang-rammang, dan ke Malino. Tapi, wacana dari beberapa bulan yang lalu itu belum juga kesampaian. Apa lagi wacana ke Malino. Dari sebelum rekan kerja saya menikah hingga sekarang dia sudah menikah dan hamil, hal itu masih saja sekadar wacana yang tak terealisasikan. 
Tanggal 21 Desember 2019, barang-barang sudah di prepare. Rencananya kami akan berangkat selepas sholat subuh. Saya memasak perbekalan (dan ini membantu sekali untuk mengganjal perut ketimbang makan di warung), mandi, sholat subuh, dan siap-siap. 
Saya menunggu sekitar sejam-an. Akhirnya salah satu anggota rombongan tiba di rumah. Kami memang janjian untuk berkumpul disini. Setengah jam kemudian, anggota lain muncul. 
Tetapi, dasar planning yang hampir saja selalu gagal kalau ingin liburan, beberapa anggota lain batal berangkat dengan berbagai alasan. Hampir saja saya batalkan juga untuk berangkat karena tidak ada kendaraan. 
Jam 7 teng, teman yang akan membonceng saya tiba, setelah dia bernegosiasi dengan orang rumahnya. Karena semalam dia tidak diizinkan membawa kendaraan roda dua ke malino. Alhamdulillaah, jadi berangkat. Meski pake motor butut yang susah di rem. Menantang sekali perjalanan kali ini. Wkwk. Dan asal kalian tahu, jalan ke Malino itu curam dan terjal. Kalau tidak mendaki, ya menurun. 
Namun, Alhamdulillah kami tiba dengan selamat meski menempuh perjalanan 3 jam. Yang biasanya bisa dengan 2 jam. 
Tiba di Malino, kami mencari penginapan. Rumah pertama yang kami dapat lumayan bagus. Satu rumah di sewa Rp.500.000 didalamnya ada 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi serta dapur. Yang jadi permasalahan ternyata air tidak mengalir disana. 
Rintik mulai turun. Hingga hujan makin deras, Kami belum juga dapat tempat berteduh. Terpaksa hujan-hujanan, basah kuyup di jalan karena macet. Maklum, musim liburan. Kami belum juga dapat rumah. Untungnya, salah seorang anggota  punya kenalan. Kami mampir sebentar ke rumah kenalannya tersebut untuk sholat Dzuhur dan beristirahat, menunggu hujan reda. Sekitar jam 2 siang, kami mengangkut barang lagi, dan kembali mencari penginapan. Anggota rombongan sudah kelaparan. Alhamdulillah perut saya dan 2 teman yang lain sudah terganjal sedikit dengan bekal yang saya bawa. Itu pun perut kami kembali keroncongan. Mau tidak mau, kami singgah juga di warung. Membeli mie siram yang harganya Rp.5.000  dan Rp. 10.000 kalau pake telur. 
Jam 3 sore, salah satu anggota rombongan dapat tempat yang bagus. Murah dan nyaman. Harga sewanya Rp. 1.050.000/2 malam dengan 4 kamar tidur. 2 kamar tidur yang didalamnya ada kamar mandi, satu kamar mandi luar, dan dapur beserta peralatan masak, peralatan makan, ditambah ruang tengah yang ada TV dan karpetnya. karena satu rombongan ini terdiri dari 10 orang dewasa dan 2 anak kecil maka uang sewanya pun kami bagi. Saya hanya membayar Rp. 87.000 + uang makan Rp. 25.000 untuk 3 hari 2 malam. Muraaah sekalee. Jadi, kesimpulannya jika mau liburan dengan budget terbatas yaitu : banyakin teman yang bisa ikut, cari penginapan yang paling murah, masak sendiri. 
Naah, sekarang kita tiba di tempat destinasi yang akan kita tuju.
Hari pertama, karena kami kelelahan dan sudah kedinginan, terpaksa kami hanya di dalam kamar beristirahat.
Hari kedua, kami menuju ke air terjun alam bahagia.
Jalur menuju kesana lumayan sulit. Kami menggunakan kendaraan roda dua masuk kedalam, kemudian di lanjutkan dengan berjalan kaki. Bagi yang tidak kuat mendaki, mending cari destinasi lain. Capek. Tapi bagi yang suka dengan tantangan dan memang cari keringat, boleh sekali untuk datang ke tempat ini. 





Kita akan disuguhi view yang indah selama perjalanan. Viewnya gelap karena cuaca lagi mendung.




Dan perjalanan yang melelahkan akan terbayar setelah sampai di tempat tujuan. Oh ya, untuk destinasi ke tempat ini gratis. Tidak ada tiket masuknya. Cukup cek persediaan bahan bakar kendaraan.
Destinasi selanjutnya, yaitu hutan Pinus. Untuk masuk kesini tiketnya Rp. 5.000. padahal seingat saya beberapa tahun lalu masih gratis. Di hutan Pinus banyak boot disediakan untuk foto-foto syantik. Maaf sekali saya tidak memperlihatkannya. Karena saya lupa bawa hape waktu ke hutan Pinus. Kalian juga bisa naik kuda, atau main flying fox (bisa Googling kalau nggak tahu).
Hari ketiga, kami ke air terjun takapala. Rencana ma mampir ke air terjun ketemu jodoh, tapi keburu waktu. Untuk jalur ke air terjun tapakala tidak secapek di air terjun alam bahagia. Meski tidak melelahkan, namun jalan menuju kesana cukup ekstrim. Siapkan mental saja.



Indah sekali, kaan. Untuk tiket masuk kesini Rp. 5.000/orang dan parkir kendaraan 5.000. disepanjang tebing banyak penjual makanan dan minuman seperti berbagai macam gorengan. Kalian bisa belanja dulu, kemudian turun ke bawah jika ingin menikmati sensasi dinginnya air terjun takapala.
Sebenarnya masih banyak destinasi yang bisa kalian kunjungi di Malino. Ada kebun bunga, kebun teh, dan strowberry. Kebun bunga dan kebun teh ada di Malino Highland. Tiket masuknya Rp. 50.000/orang. Tapi, karena saya dan beberapa anggota rombongan sudah pernah kesana, kami akhirnya batalkan niat. Apalagi tiket masuknya lumayan. Hehe.

Okee, segitu dulu cerita tentang liburan kali ini. Semoga liburan kalian menyenangkan juga. Byeee.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)