Sensitif



Entah kenapa akhir-akhir ini saya begitu sensitif dengan berbagai postingan orang-orang di media sosial dan komentar-komentar julid orang-orang di dunia nyata. Mungkin permasalahan yang menimpa saya baru-baru ini bikin saya seperti induk ayam yang diganggu anak-anaknya. Pengennya langsung matok dan kejar orang. Wkwkwk. 
Saya memandang orang-orang diluar sana itu selalu ingin memamerkan kebahagiaannya dengan pasangannya. Tuuh kan, pasti kalian mau bilang "situnya aja yang sirik karena gak punya pasangan". Iya iya, tau. Saya sendiri, Jomblo, Tuna asmara. Atau apalah namanya itu. Tapi, memangnya perlu ya memamerkan kebaikan, keromantisan, kebahagiaan kalian kepada yang belum menikah. Kalian itu sebenarnya punya hati, nggak sih? 
Belum lagi orang-orang yang jadiin kita kayak babunya. Alias tukang nyuruh-nyuruh. "Nikah sana. Biar nggak kesepian!". Pengen saya teriak di kupingnya pake toak "WEY, KAU KIRA SAYA TIDAK MAU MENIKAH! HA? SAYA JUGA MAU. KALAU BOLEH, BESOK PAGI PUN BISA LANGSUNG AKAD!" Tapiiiii, yang jadi permasalahan jodoh saya belum datang. Yang datang itu selalu cuman ujian doang. Nggak nyampe-nyampelah saya di pelaminan. Saya nggak tahu jodoh saya itu main petak umpet dimana. Mau dicariin susah beud, kayak jarum kecebur di kali. Kalau saya tahu dia dimana, saya bakal samperin, bilang suruh cepet-cepet ke rumah. Saya capek diginiin. Di bully dan selalu disindir kasar (bukan lagi Disindir halus). Huuuffttt. 
Hey gadis-gadis! Ada yang sama sensitifnya nggak kayak saya di usia segini. Bagi cerita doong. Biar saya nggak merasa sendiri di dunia ini sebagai jomblowati yang tukang nyinyirin orang yang sudah nikah.


Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)