Fiksi dan Kontroversi Tentangnya


Yang sudah ngaji, pasti pernah baca kalau ada fatwa yang mengharamkan tentang menulis cerita fiktif atau tidak nyata. Hal inilah yang membuat saya begitu galau dari beberapa tahun lalu setelah membaca hal tersebut. Meskipun itu bukan 'ijma. Ada yang mengharamkan, ada yang memakruhkan, adapula yang membolehkan dengan syarat tertentu (Syaikh Al Utsaimin). I know, tentunya ada manfaat dan mudharat dari pelarangan itu oleh ulama. Selengkapnya bisa dibaca disini :

Lepas dari hal tersebut, saya ingin membahas soal beberapa karya fiksi yang memang sangat bagus (menurut saya). Diantaranya buku-buku Tere Liye. Saya hampir sudah menamatkan semua novel karya bang Tere. Meski ada beberapa judul yang tentu saya tidak sejalan dengannya. Namun, secara keseluruhan, nilai-nilai disampaikan didalamnya dibungkus sangat apik. Tentang bagaimana kita memandang hidup dengan bijaksana. Dan penulis menyampaikan nasihat-nasihat bijaknya tanpa menggurui sama sekali. Daun jatuh tak Pernah Membenci Angin termasuk paling saya sukai. Karena saya banyak belajar disana tentang penerimaan terhadap takdir. 
Salah satu kutipannya begini :
"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana."

Di era digital seperti sekarang ini, mengakses berbagai hal salahsatunya bacaan juga lebih mudah. Saya diperkenalkan oleh teman kuliah di tahun 2015 dengan aplikasi bernama Wattpad. Disana kita bisa membaca secara gratis berbagai bacaan. Dan paling banyak tentu saja fiksi. Sudah puluhan judul saya tamatkan. Dari bacaan ringan yang ala ala FTV ketemu CEO ganteng, berantem, jatuh cinta, lalu menikah. Atau yang lumayan kompleks, penuh plot twist, yang bikin senyum-senyum sendiri sampai teriak-teriak nggak jelas, yang bikin merinding hingga panas dingin. Atau yang lumayan berat, penuh dengan definisi ilmiah, pakai daftar pustaka kayak buku pelajaran, dsb.
Saya sudah lama -mungkin hampir setahun- tidak membukanya karena sempat saya delete di hape. Setelah saya download kembali pun jarang saya buka karena sibuk. Saya membukanya jika senggang saja atau lagi gabut.
Nah, salahsatunya judul yang sekarang masih saya baca yaitu seri Disiden. Ini novel keren banget sih menurutku. Kita akan disuguhi banyak sekali pengetahuan didalamnya. Mungkin bisa disebut sebagai novel ilmiah. 
"Seri Disiden" berisi cerita-cerita yang memuat perspektif lain dari apa yang manusia yakini dengan 'standar masyarakat'. Ini kata penulisnya.
Baru baca penggalan diatas saja, saya sudah sangat tertarik untuk membaca secara menyeluruh. 
Seri pertama yang diberi judul "Afirmasi". Bercerita tentang seorang Lelaki yang masih mempertanyakan pernikahan. Yang menurut standar masyarakat diusia yang sudah matang dan hidup yang sudah mapan, seseorang harus menikah. 
Untuk cerita selengkapnya bisa kalian cek di wattpad.

Point apa sebenarnya yang ingin saya sampaikan setelah mutar-mutar kesana kemari? Hehe. Yup. Tentang sebuah karya tulisan yang disebut fiksi. Cerita-cerita tersebut memang benar dari khayalan, but imagination is born of the true story, right?! *Hadeuw sok-sok nginggris. Udah Salah pulak. Bilang aja 'imajinasi lahir dari kisah nyata' wkwk
Dan yang paling saya soroti di dalam sebuah cerita novel yaitu ilmu pengetahuan didalamnya. Kita nggak harus baca Kamus atau buku-buku ilmiah yang berat dan membosankan, secara tidak langsung kita akan dapat di dalam novel. Kemudian, nilai-nilai dan pengalaman hidup yang diangkat oleh penulis, membuat kita banyak belajar. Tentang kebijaksanaan, tentang prinsip, tentang kesabaran, tentang keuletan, dll.
"Bidadari-bidadari Surga"nya bang Tere mengajarkan saya tentang sebuah kesabaran seorang wanita (jujur saya menangis tersedu-sedu sampai nyesek setiap kali membaca ini), tentang pengorbanan, yang diganjar dengan hal baik, tidak di dunia, tapi di akhirat.
Pun dengan "Hujan", "Hafalan sholat Delisa", "Sunset Bersama Rosie".

Dan penulis lain yang karyanya juga saya kagumi adalah Andrea Hirata. Novel fenomenal "Laskar Pelangi" membuat saya bangkit kembali di dua tahun lalu. Untuk cerita ini akan saya bahas di judul lain. 
Intinya, jika kita ingin melihat dari sisi lain, novel atau pun cerita fiktif yang lain, sedikit banyak memberi kita peluang untuk tahu dunia luar, ketimbang kita tidak membaca apa-apa sama sekali. Benarlah pepatah dulu "buku adalah jendela dunia". 
.
.
.
📷 https://pin.it/roilkp2lwsayoi



Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)