Mati (Puisi)




Dingin.
Tubuhku beku.
Habis daya.

Terdengar hiruk-pikuk sekitar.
Suara panik orang menggenggam tanganku agar aku tetap sadar.
Aku tak lagi merasakan sakit seperti tadi.
Hanya dingin.

Aku masih sadar.
Tapi redup.
Lalu, mataku tertutup.
tak bisa melihat dunia sekitar.
Nafasku satu-satu.

Apakah aku akan mati hari ini?
Apakah ini adalah hari terakhirku di dunia?
Apakah malaikat akan menjemputku di ruangan putih ini?
Apakah Tuhan akan mengampuni segenap salahku?

Langkah-langkah kaki mendekat.
Suara-suara orang berbicara.
Tanganku ditusuk jarum.
Tapi aku tak merasakan sakit.
Mati rasa.
Apakah aku akan mati sebentar lagi?

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Nikmat Sehat (Laa ba'sa Thohurun Insya Allah)