Surat Cinta untuk Yang Lagi Reuni




Dear,
Aku sedih menyaksikan berita-berita tentangmu hari ini...
Tentang kau yang memenuhi jalan-jalan,
Tentang kau yang ber- dress code hitam-hitam lengkap dengan cadar, tapi melenyapkan malu bercampur dengan jutaan massa laki-laki yang bukan mahram...
Shalihah ku,
Apa yang kau cari disana? Pahala? Jihad?
Itu tak ada sayang. Tidak ada. Kau mengambil jalan mungkar untuk mencari yang Ma'ruf? Dimana kau dapat dalil dalam agama kita seperti itu?
Singgasanamu ada di rumah. Tak boleh kau sebagai ratu tinggalkan istana untuk menodai harga dirimu sebagai muslimah yang bermuru'ah. Tidak boleh, sayang.
Ukhty,
Betapa sayangnya aku padamu. Kuingin kau pulang. Kembali pada yang Haq. Disana hanya persatuan semu, dear.
Bukankah katamu kau penegak tauhid? Sementara yang berkumpul di jutaan massa sana, berbuat syirik pada Rabb-Mu. Dimana cemburumu?
Bukankah katamu kau pengikut Sunnah Rasulullah, tapi disana bid'ah dan maksiat bercampur jadi satu. Dan kau ridho atasnya? Kau mendukungnya. Kau teriakkan lantang takbir. Hatimu tak memungkiri, meski pun kau sekedar duduk diam di rumah menonton televisi, kau mengamini segala perbuatan mereka.
Dear,
Ini surat yang terlambat kupost. Aku kehabisan kuota. Jadi tak sempat kukirimkan sebelum kau turun aksi. Namun, kuharap kau tak mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Shalihah ku,
Tak perlu ada reuni-reuni di ibukota sana. Yang didalamnya ditunggangi banyak kepentingan duniawi dengan menjual agama. Biar kita duduk manis disini, di majelis ilmu, di rumah melayani suami, mengurus ananda agar jadi pribadi yang Sholih.
Kita reuni di surga saja. Itu yang kita cita.
Salam ukhuwah dari saudarimu yang penuh cinta,
Makasar, 0212 2018

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Takdirku-Cerpen

ketika hidayah menyapa (cerpen)

Tentang Buku "Berdamai dengan Takdir"